Thursday 10 July 2008

PENIKMAT KERJA VS PENIKMAT HASI


“PENIKMAT KERJA VS PENIKMAT HASIL”





Tahukah Anda bahwa terdapat 2 jenis manusia, yang jika dilihat dari gaya kerjanya terdiri dari jenis Penikmat Kerja dan jenis Penikmat Hasil?



Penikmat Kerja adalah mereka yang berorientasi pada proses, sedangkan Penikmat Hasil adalah mereka yang berorientasi pada hasil akhir.



Dari keduanya, manakah yang lebih baik?



Tipe Penikmat Kerja (PK) cenderung menikmati setiap tahapan dari pekerjaan mulai dari awal hingga akhir. Sejak dari pekerjaan baru terselesaikan 5%, 10%, 20% , 40%, 80% sampai akhirnya tuntas 100%, seorang PK selalu menikmati hasil karyanya tahap demi tahap secara detail.



“Menikmati” di sini memiliki arti bahwa seorang PK selalu meneliti kualitas kerjanya sejak dari permulaan, melalui tahapan-tahapan sebagaimana disebut di atas, dan melakukan pemeriksaan final sesaat sebelum pekerjaan tersebut dinyatakan selesai dengan memuaskan.



PK biasanya memiliki rasa seni yang tinggi, sadar atau tidak sadar. Sebab, mereka memiliki tingkat kepuasan kerja tersendiri, yang hanya mereka sendiri bisa merasakannya.



Mereka puas melihat pekerjaan yang baru setengah jadi, karena di tahap itu mereka melihat sebuah “karya seni” yang memantulkan keindahan sebuah karya yang terbentuk dari bahan-bahan baku yang semula tidak berbentuk apa-apa, menjadi sebuah produk bernilai tambah.



Para seniman umumnya adalah orang-orang jenis PK. Mereka kerja tidak pernah dan tidak mau terburu-buru. Mereka juga umumnya merupakan sosok-sosok perfeksionis, pribadi-pribadi yang selalu menghendaki kesempurnaan karya. Oleh sebab itu, mereka selalu mengambil jedah waktu setiap kali pekerjaannya mencapai tahapan 5%, 10%, 20% .. dan seterusnya, sampai karyanya selesai.



Dan tidak hanya seniman. Kalau pemahat menikmati setiap gerakan pahatnya memecah batu yang akan dijadikan patung, pelukis menikmati setiap olesan kuasnya di kanvas, dan pemusik menikmati setiap bunyi nada yang timbul dari tuts piano, senar gitar atau tabuhan perkusi, maka seorang pemrogram komputer menikmati setiap baris pengkodean programnya, seorang arsitek dan insinyur bangunan menikmati setiap tahapan dari pembangunan proyeknya, seorang pengarang buku selalu menikmati setiap alinea dari naskahnya.



Demikian seterusnya.

Dari mereka yang berjenis PK inilah biasanya dapat diharapkan hasil-hasil karya yang bermutu tinggi, ditambah dengan nuansa keindahan yang maksimal.



Bagaimana dengan mereka yang Penikmat Hasil (PH)?



Seorang Penikmat Hasil adalah orang yang bekerja berdasarkan tenggat waktu (dead line). Tenggat waktu itu kalau bukan datang dari klien atau pelanggannya, biasanya malah datang dari dirinya sendiri.



Figur PH memang figur yang bekerja berdasarkan target dan batas-batas waktu. Mereka menginginkan produknya cepat jadi, dan selalu terburu-buru ingin menyaksikan produk finalnya seperti apa.



Oleh sebab itu, PH tidak menikmati tahapan-tahapan pekerjaan sebagaimana yang dilakukan oleh seorang PK. Kalau PK menginspeksi progres pekerjaan dengan intuisi serta rasa estetika dan insting seni yang tinggi, maka tidak demikian dengan orang PH.



PH bekerja mengacu pada kriteria. Setiap tahapan yang dianggap memenuhi kriteria, sudah cukup untuk meloloskan produk ke proses berikutnya. Tidak ada polesan tambahan, re-evaluasi mau pun modifikasi ketika karya sedang dalam tahapan proses pembuatan.



Dikotomi PK vs PH menunjuk kepada perilaku individual, namun demikian berpengaruh besar dalam semua bidang yang digeluti oleh masing-masing orang, termasuk dalam bidang bisnis.



Tipe PH dalam perusahaan tampaknya akan lebih sesuai jika ditempatkan pada unit-unit kerja produksi dan pelaksana, yang selalu dikejar dead line, target-target tertentu, beroperasi berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures) yang baku , serta standar-standar kualitas.



Ini juga sebabnya mengapa pada belakangan ini, banyak perusahaan yang mencantumkan persyaratan “berorientasi pada hasil” (Result Oriented), bagi para kandidat yang ingin melamar posisi-posisi tertentu saat rekrutmen.



Sementara orang PK, lebih cocok jika diberikan posisi-posisi yang bersifat perencanaan, rancang bangun, serta penelitian dan pengembangan (Litbang/RND=research and development) .



Dalam dunia usaha, alangkah baiknya bila orang-orang PK adalah juga orang-orang yang berkepribadian tipe “D” (dominan, lihat artikel sebelumnya “Sudah Sesuaikah Bidang Usaha Anda Dengan Tipe Kepribadian Anda”).



Ini disebabkan oleh kenyataan bahwa figur PK merupakan orang-orang yang cenderung perfeksionis, sehingga tidak merasa nyaman dengan tenggat-tenggat waktu yang diberikan orang lain (klien, pelanggan dan lain-lain).

Oleh karenanya, kelompok PK akan lebih baik kalau memilih bidang-bidang usaha yang menempatkan kedudukan mentalnya lebih tinggi dari pihak klien, seperti konsultan, pengacara, pengelola/pemilik lembaga pendidikan atau pelatihan, serta penyelenggara seminar (yang bukan semata-mata sebagai event organizer). Yang paling gamblang adalah berkecimpung di “kuadran S” (self employed), sebagai seniman individual di bidang seni lukis atau seni rupa.



Di lain pihak kelompok PH yang sudah terbiasa bekerja di bawah tekanan tenggat waktu, sangat ideal kalau dirinya juga berkepribadian “S” (service=pelayanan). Dengan demikian, kelompok ini akan sangat sukses manakala harus melayani kliennya secara penuh.

No comments:

Post a Comment