Monday 22 December 2008

Semangkuk nasi putih

[inspirational story] Semangkuk nasi putih

Pada sebuah senja dua puluh tahun yang lalu, terdapat seorang pemuda yang kelihatannya seperti seorang mahasiswa berjalan mondar mandir di depan sebuah rumah makan cepat saji di kota metropolitan, menunggu sampai tamu di restoran sudah agak sepi, dengan sifat yang segan dan malu-malu dia masuk ke dalam restoran tersebut.
"Tolong sajikan saya semangkuk nasi putih."


Dengan kepala menunduk pemuda ini berkata kepada pemilik rumah makan.
Sepasang suami istri muda pemilik rumah makan, memperhatikan pemuda ini
hanya meminta semangkuk nasi putih dan tidak memesan lauk apapun, lalu
menghidangkan semangkuk penuh nasi putih untuknya.
Ketika pemuda ini menerima nasi putih dan sedang membayar berkata dengan pelan :
"dapatkah menyiram sedikit kuah sayur diatas nasi saya."
Istri pemilik rumah berkata sambil tersenyum :
"Ambil saja apa yang engkau suka, tidak perlu bayar !"
Sebelum habis makan, pemuda ini berpikir : "kuah sayur gratis."
Lalu memesan semangkuk lagi nasi putih.
"Semangkuk tidak cukup anak muda, kali ini saya akan berikan lebih banyak lagi nasinya."
Dengan tersenyum ramah pemilik rumah makan berkata kepada pemuda ini.
"Bukan, saya akan membawa pulang, besok akan membawa ke sekolah sebagai makan siang saya !"
Mendengar perkataan pemuda ini, pemilik rumah makan berpikir pemuda ini
tentu dari keluarga miskin diluar kota , demi menuntut ilmu datang kekota,
mencari uang sendiri untuk sekolah, kesulitan dalam keuangan itu sudah pasti.

Berpikir sampai disitu pemilik rumah makan lalu menaruh sepotong
daging dan sebutir telur disembunyikan dibawah nasi, kemudian membungkus
nasi tersebut sepintas terlihat hanya sebungkus nasi putih saja dan memberikan kepada pemuda ini.
Melihat perbuatannya, istrinya mengetahui suaminya sedang membantu pemuda ini,
hanya dia tidak mengerti, kenapa daging dan telur disembunyikan di bawah nasi ?
Suaminya kemudian membisik kepadanya :
"Jika pemuda ini melihat kita menaruh lauk dinasinya dia tentu akan merasa bahwa kita bersedekah kepadanya, harga dirinya pasti akan tersinggung lain kali dia tidak akan datang lagi, jika dia ket empat lain hanya membeli semangkuk nasi putih, mana ada gizi untuk bersekolah."
"Engkau sungguh baik hati, sudah menolong orang masih menjaga harga dirinya."
"Jika saya tidak baik, apakah engkau akan menjadi istriku ?"
Sepasang suami istri muda ini merasa gembira dapat membantu orang lain.
"Terima kasih, saya sudah selesai makan." Pemuda ini pamit kepada mereka.
Ketika dia mengambil bungkusan nasinya, dia membalikan badan melihat
dengan pandangan mata berterima kasih kepada mereka.
"Besok singgah lagi, engkau harus tetap bersemangat !" katanya sambil melambaikan tangan, dalam perkataannya bermaksud mengundang pemuda ini besok jangan segan-segan datang lagi.
Sepasang mata pemuda ini berkaca-kaca terharu, mulai saat itu setiap sore
pemuda ini singgah kerumah makan mereka, sama seperti biasa setiap hari hanya memakan semangkuk nasi putih dan membawa pulang sebungkus
untuk bekal keesokan hari.


Sudah pasti nasi yang dibawa pulang setiap hari terdapat lauk berbeda yang tersembunyi setiap hari, sampai pemuda ini tamat, selama 20 tahun pemuda ini tidak pernah muncul lagi.
Pada suatu hari, ketika suami ini sudah berumur 50 tahun lebih, pemerintah melayangkan sebuah surat bahwa rumah makan mereka harus digusur, tiba-tiba kehilangan mata pencaharian dan mengingat anak mereka yang disekolahkan di luar negeri yang perlu biaya setiap bulan membuat suami istri ini berpelukan menangis dengan panik.

Pada saat ini masuk seorang pemuda yang memakai pakaian bermerek kelihatannya seperti direktur dari kantor bonafid.
"Apa kabar?, saya adalah wakil direktur dari sebuah perusahaan, saya diperintah oleh direktur kami mengundang kalian membuka kantin di perusahaan kami, perusahaan kami telah menyediakan semuanya kalian hanya perlu membawa koki dan keahlian kalian kesana, keuntungannya akan dibagi 2 dengan perusahaan."
"Siapakah direktur diperusahaan kamu ?, mengapa begitu baik terhadap kami? saya tidak ingat mengenal seorang yang begitu mulia !" sepasang suami istri ini berkata dengan terheran.
"Kalian adalah penolong dan kawan baik direktur kami, direktur kami paling
suka makan telur dan dendeng buatan kalian, hanya itu yang saya tahu,
yang lain setelah kalian bertemu dengannya dapat bertanya kepadanya."
Akhirnya, pemuda yang hanya memakan semangkuk nasi putih ini muncul,
setelah bersusah payah selama 20 tahun akhirnya pemuda ini dapat membangun
kerajaaan bisnisnya dan sekarang menjadi seorang direktur yang sukses
untuk kerajaan bisnisnya.
Dia merasa kesuksesan pada saat ini adalah berkat bantuan sepasang suami istri ini, jika mereka tidak membantunya dia tidak mungkin akan dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi sesukses sekarang.
Setelah berbincang-bincang, suami istri ini pamit hendak meninggalkan kantornya.
Pemuda ini berdiri dari kursi direkturnya dan dengan membungkuk
dalam-dalam berkata kepada mereka :"bersemangat ya ! di kemudian hari
perusahaan tergantung kepada kalian, sampai bertemu besok !"
Kebaikan hati dan balas budi selamanya dalam kehidupan manusia adalah
suatu perbuatan indah dan yang paling mengharukan.

TERHARU?, ayo mulai jangan sungkan2 untuk berbuat baik hari ini...
You never know... what will happens tommorow?


Jangan Lupa Komentar Ya ...

Baca Lebih Lengkap Disini......

Sunday 21 December 2008

Apakah Setan Bisa Membunuh Manusia


Apakah Setan Bisa Membunuh Manusia??
"sebuah jawaban dari fenomena"

apakah setan bisa membunuh manusia? lalu bagaimana dengan santet?.

Terlebih dulu saya mau mengingatkan kembali bahwa yang nama Setan (Syaithan) berasal dari kata kerja syathana yang mengandung arti menyalahi, menjauhi. Setan artinya pembangkang pendurhaka. Secara istilah, setan adalah makhluk durhaka yang perbuatannya selalu menyesatkan dan menghalangi dari jalan kebenaran. Nah artinya setan itu bisa berasal, dari binatang, manusia, dan jin yang durhaka terhadap Allah.
"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah apa yang mereka (setan) kerjakan"(QS. Al-An'aam: 112) "...dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang (membisikkan) kejahatan ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia."(QS. An-Naas: 4-6) Setan-setan inilah yang selalu menggoda dan mengganggu manusia, tujuannya agar manusia menjadi sesat. Allah berfirman: "Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Ar Rahman (Al Qur'an), Kami adakan baginya setan (yang mnyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar sedang mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk". (QS. Az Zukhruf: 36-37). Jadi, sebenarnya, yang bisa mengganggu kita tidak hanya jin, tapi juga manusia sendiri. Jin yang mengganggu dan mau mencelakakan kita, bisa kita sebut "Jin Setan", sebagaimana manusia yang mengganggu dan mau mencelakakan kita bisa sebut "Manusia Setan". Nah, dari uraian di atas, Anda boleh menyimpulkan, bahwa setan yang Anda maksud dalam pertanyaan Anda boleh jadi dari golongan jin ataupun manusia. Kalau dari golongan manusia, banyak yang bisa kita temui mereka yang dikuasai oleh nafsu tega membunuh orang lain, mereka dalam kondisi tersebut jelas sudah menjelma menjadi setan dalam diri manusia. Lalu bagaimana bila datang dari golongan jin? setan dari golongan ini selalu membisikan manusia untuk berbuat kesesatan dan mengikuti langkahnya serta mencelakakan orang lain salah satunya dengan sihir/ilmu hitam. Sihir termasuk pekerjaan setan yang utama. Praktek-praktek sihir berkembang di masyarakat yang lemah iman atau tidak beragama sama sekali. Betapa banyak orang datang ke dukun/paranormal untuk minta banyak rizki, berobat dari penyakit, ingin cepat dapat jodoh, lulus dalam ujian, rujuknya wanita yang telah dicerai atau sebaliknya dan selainnya, yang hal-hal tersebut merupakan kekuasaan Allah, sedang kita hanya diperintah untuk berdoa dan berusaha. Para dukun/paranormal mempunyai mata-mata (dari setan dan manusia) yang menyebar di masyarakat untuk mencari tahu rahasia-rahasia mereka, lalu mereka menceritakan itu pada tuannya. Dan ketika seseorang mendatanginya dengan mudahnya dia menceritakan keadaan orang tersebut, lalu ia heran dan tertipu. Seakan-akan si dukun tahu hal-hal ghaib. "Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus."(QS. Al-Jin: 14) Santet yang anda maksudpun masuk ke dalam golongan ini, sebenarnya tetap saja manusialah pelakunya, tapi mereka bersekutu dengan jin makanya kedua-duanya disebut setan. jadi kalau kita melihat bahwa santet bisa membunuh orang, sebenarnya yang membunuh adalah manusia pelaku santetnya dengan menggunakan sihir yang dibantu jin. Nah baik manusia dan jin yang melakukannya adalah setan. Ingat derajat manusia lebih tinggi dari jin, Memang jin mempunyai "kelebihan" dari kita, manusia, yaitu: umumnya kita tidak bisa melihatnya. Wong namanya saja makhuk halus. Tapi Allah sendiri telah berkehendak ---dan kehendak-Nya di atas segala kehendak--- memuliakan dan mengistimewakan kita melebihi makhluk lain yang banyak itu, termasuk jin. Seperti firman Allah Swt. antara lain: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi ini.' Mereka berkata:'Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?' Tuhan berfirman: 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui'"(QS Al-Baqarah: 30) Karena jin sendiri adalah mahluk halus makanya mereka memang bisa merasuki tubuh manusia, tetapi mereka tidak membunuh, tetapi lebih tepat dikatakan bahwa mereka berupaya untuk selalu mencelakakan manusia. Dalam kenyataannya, justru kehadiran manusia membuat jin takut dan menyingkir. Hal ini disebabkan kesempurnaan wujud manusia dibandingkan makluk lainnya, yang menyebakan hawa manusia terasa panas oleh jin. Allah sudah menegaskan dalam Al Qur'an, bahwa manusia diciptakan sebagai ciptaan yang sempurna. Allah menyuruh kita agar banyak minta perlindungan dari godaan setan. Dan katakanlah: "Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan setan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku dari kedatangan mereka kepadaku". (QS. Al Mu'minun: 97-98).

Wallahualam



Jangan Lupa Komentar Ya ...

Baca Lebih Lengkap Disini......

Monday 10 November 2008

Monyet


















Jangan Marah Namanya Juga Bercanda




Jangan Lupa Kome
ntar Ya ...

Baca Lebih Lengkap Disini......

Wednesday 22 October 2008

Pedang Naga Puspa


Dipenghujung bulan November 2005, aku ingat betul malam itu, diriku baru saja menerima tamu yang datang kerumahku. Seperti biasanya, sebelum tidur diriku selalu menyaksikan berita-berita di televise yang ditayangkan dimalam hari.

Tak terasa hari semakin larut dan kedua mataku pun mulai terasa mengantuk. Segera kumatikan televise dan bergegas menuju ke kamar. Tiba-tiba, mataku melihat kelebatan bayangan yang tampak mengalir seperti air atau bisa dikatakan juga seperti ular yang melata.


Indera keenamku pun menangkap adanya kekkuatan gaib yang besar sedang berusaha mewujud dihadapaku.

Siapakah ini? Sebuah tanya yang melintas dibenakku.

Apakah mereka berniat baik atau sebaliknya?

Pikiranku akhirnya dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan tersebut. Anehnya, diriku sama sekali tidak menangkap adanya sinyal-sinyal kejahatan melalui indera keenamku. Lantas siapakah mereka, dan apa maksud kedatangan mereka? Untuk sekian kalinya diriku kembali harus bertanya-tanya pada diriku sendiri.

Karena dirikku sangat hafal akan ciri ghaib-ghaib pendampingku jika mereka hadir dihadapanku. Tak lama kemudian, dihadapanku hadir dua sosok naga yang sangat besar, mereka mengaku sebagai sepasang suami isteri dan bernama Ki Ageng Puspa dan Nyi Ageng Puspa.

Setelah saling beruluk salam, maka diriku segera bertanya pada kedua sosok ghaib yang dulu hanya kuketahui dari tayangan televisi.

Ki Ageng Puspa dan Nyi Ageng Puspa, apa maksud kedatangan kalian menemui diriku? Tanyaku.

Kami mohon maaf, jika telah membuat tuan terkejut bukan tanpa alas an yang jelas, jawab Ki Ageng Puspa.

Tolong jangan berbelit-belit?! Ujar diriku yang semakin penasaran.

Kamu berdua hanya ingin mengabdi kepada Tuan! Jawab Ki Ageng Puspa.

Mengabdi padaku, mengapa? Dirikupun bertanya kembali pada dua sosok gaib itu.


Kami ada sepasang senjata tuan, Pedang Naga Puspa. Dan kami butuh seseorang yang pantas agar kami berdua tidak dikuasai oleh orang yang dzholim. Jawab Nyi Ageng Puspa.

Menurut Nyi Ageng Puspa, selama ini telah banyak orang-orang yang mencoba untuk menarik sepasang pedang Naga Puspa yang tiada lain adalah mereka sendiri. Namun sayangnya, dari orang-orang yang selama ini memburu Pedang Naga Puspa rata-rata hanya untuk memenuhi nafsu duniawi belaka.

Yang membuatku tak habis pikir mengapa sepasang Naga Puspa ini memilih diriku yang jelas keturunan dari Sriwijaya bukan Majapahit atau kerajaan lainnya di tanah Jawa.

Ki Ageng dan Nyi Ageng Puspa, mengapa memilih dirku? Tanyaku pada mereka.

Karena ilmu kanuragan tuan yang menyatu dengan alam,jawab Ki Ageng Puspa.

Maksudnya? Diriku kembali bertanya.

Ilmu kesaktian tuan merupakan kesimbangan setiap unsur alam yang terdiri dari tanah, air, tumbuhan, angin dan lain sebagainya,Ki Ageng Puspa menjelaskannya.

Benarkah ucapan Naga Puspa tersebut? Sungguh, diriku jadi kebingungan.

Pasalnya, selama ini diriku mewarisi keilmuan dari leluhurku hanya sebatas untuk melestarikan warisan budaya, agar tidak hilang termakan zaman yang serba modern seperti sekarang ini. Apalagi diriku bukanlah seorang pendekar ataupun jawara yang gemar berolah kanuragan.

Setelah berkali-kali sepasang Naga Puspa tersebut berusaha meyakinkan diriku, pada akhikrnya diriku meluruskan permintaan mereka untuk ikut diriku dengan sebuah kesepakatan.

Jangan meminta yang macam-macam denganku. Terlebih jika hal itu menjurus kepada kemusyrikan.

Akhirnya semua itu berlalu, maka wujud sepasang naga tersebut berubah menjadi sepasang pedang dengan ukiran naga. Sungguh sebuah senjata yang indah dipandang. Namun anehnya, saat kugenggam kedua pedang ghaib tersebut, sekujur tubuhku terasa bergetar hebat.

Aku sulit untuk mengendalikan diri dan juga emosiku yang terus membara. Segera kurapal ilmuku untuk meredam getaran-getaran ghaib dari pedang Naga Puspa tersebut. Alhasil, diriku mampu mengendalikan diri dan emosiku. Hanya saja, kini sepasang Naga Puspa itu berteriak-teriak karena kepanasan.

Hentikan, atau mereka terbakar..! Tiba-tiba diriku mendengar teriakan yang tiba-tiba saja muncul.

Kontan diriku melepaskan semuanya, termasuk pedang ghaib yang berada digenggamanku. Karena suara itu adalah milik leluhurku.

Hai Naga Puspa! Jika kalian ingin ikut cucuku, mengapa tak kalian ajarkan jurus Naga Puspa agar cucuku bisa mengendalikan kalian tanpa menyakiti kalian? Ucap leluhurku dengan nada keras.

Beribu-ribu ampun, tuan raja. Bukannya tidak mau, tapi kami tidak bisa.” Jawab Ki Ageng Puspa.

Wujud fisik kami berupa naga, maka cucu tuan tentu tidak bisa membaca gerakan-gerakan kami. Nyi Ageng Puspa menambahkan.

Kalau itu masalahnya, Insya Allah aku bisa. Kata leluhurku itu.

Berkat bimbingan dari leluhurku yang mampu membaca gerakan dari naga tersebut, maka diriku berhasil. Setidaknya untuk saat itu menguasai dua dari tujuh jurus Naga Puspa. Diriku sungguh takjub melihat gerakan-gerakan dari jurus Naga Puspa yang lemah gemulai namun memancarkan energi yang besar.

Menurut Ki Ageng Puspa, diriku harus menguasai minimal 3 jurus untuk dapat menyelaraskan diri dengan pedang Naga Puspa. Maka dimalam berikutnya, seusai diriku melakukan aktivitas sehari-hari, diriku disibukkan dengan mempelajari jurus-jurus Naga Puspa. Itu semua kujalani hanya sekedar melestarikan warisan dari orang-orang yang terdahulu.

Apalagi, saat ini orang-orang seusiaku lebih suka budaya barat dari pada budayaannya sendiri. Tanpa terasa, dua minggu sudah terlewati sejak dirku pertama kali bertemu dengan sepasang Naga Puspa tersebut. Akan tetapi, diriku masih saja belum menguasai jurus ketiga dari jurus Naga Puspa.

Hal itu karena jurus ketiga sangatlah sulit. Selain harus melakukan gerakan jurus-jurus meliuk-liuk seperti gerakan naga. Jurus tersebut juga membutuhkan olah nafas dan pengaturan energi serta suhu di tubuh bagi yang mempelajari jurus tersebut.

Mungkin bagi orang-orang yang gemar berolah kanuragan, hal tersebut bukanlah suatu perkara yang sulit, tapi bagiku cukuplah merepotkan.

Karena pada dasarnya, walaupun katanya diriku memiliki ilmu kanuragan dan ilmu-ilmu kesaktian lainnya, akan tetapi ilmu-ilmu tersebut kudapatkan secara spontan karena diwariskan oleh para ghaib leluhurku.

Dengan penuh kesabaran, salah satu gaib leluhurku terus membimbingku dalam mempelajari jurus-jurus Naga Puspa. Terlebih sosok gaib leluhurku itu melihat ketertarikanku akan jurus naga yang memiliki keunikan tersendiri dimataku.

Pada suatu ketika, diriku baru saja menunaikan shalat Isya’. Entah mengapa terasa amat berat. Mungkin saja karena tadi siang diriku teramat sibuk hingga kelelahan,pikirku dalam hati.

Tanpa menunggu lama langsung kurebahkan diriku dikursi panjang diruang tamu dan kedua matakupun langsung terpejam. Anehnya, baru beberapa saat diriku terlelap, tiba-tiba diriku terjaga karena merasakan adanya sesosok makhluk yang terus memperhatikanku.

Awalnya kupikir adalah sepasang Naga Puspa itu, namun dugaanku tersebut langsung menjadi mentah, tatkal kulihat sepasang pedang Naga Puspa tertancap (secara ghaib) dilantai rumahku. Lalu siapakah itu?

Sosok misterius tersebut berperawakan tinggi besar dan mengenakan busana khas ksatria jaman dulu. Sosok tersebut berdiri tegak didepan rumahku dan dibelakangnya tampak puluhan prajurit yang terlihat bersiap untuk berperang.

Diriku tersentak kaget melihat fenomena ghaib. “Apa maksud dan tujuan mereka, apalagi diriku sama sekali tidak mengenal mereka?” gumam diriku.

“Assalammu’alaikum.” Dirikupun berucap salam pada tamu gaib misteris tersebut.

Sosok gaib dan para prajurit itu hanya berdiam diri sambil menatap tajam pada diriku.

“Berarti mereka bukan muslim,” ucapku dalam hati.

Didera rasa penasaran yang teramat sangat, diriku segera melontarkan pertanyaan.

“Maaf, saya merasa tidak pernah mengenal kalian. Apa maksud kedatangan kalian?” Tanyaku.

“Kembalikan senjataku!” Jawab sosok gaib yang dapat kupastikan sebagai pemimpin pasukan kecil tersebut dengan nada marah.

“Senjata! Senjata apa?” Tanya diriku.

“Aku tidak pernah mencuri senjata kalian. Lagi pula alangkah baiknya jika bertandang ke tempat orang memperkenalkan diri terlebih dahulu. Apalagi kalian tampak seperti prajurit yang harusnya tahu sopan santun!” Ucapku dengan tegas karena kesabaranku mulai menipis.

Akhirnya, sosok gaib tersebut mengaku bernama Kamandaka, dia datang bersama prajuritnya untuk merebut kembali sepasang Pedang Naga Puspa dari diriku. Karena dirinya mengira, aku telah mengambil tanpa izin sepasang senjata andalannya itu.

Dituduh sebagai pencuri , kontan membuat darah mudaku mendidih. Mengetahui tabir gaib diriku mulai terbuka, para prajurit gaib tersebut lansung menyerangku. Untunglah, diriku dalam posisi benar. Jadi Allah SWT senantiasa melindungiku.

Setiap gerakan prajurit yang dibawa sesosok gaib yang mengaku bernama Kamandaka itu tak satupun yang mengenai dirku. Dan malah sebaliknya, serangan-serangan balik yang kulancarkan cukup untuk membuat mereka berjatuhan.

Melihat para prajuritnya tak berdaya, Kamandaka segera menyerang diriku dengan ilmu-ilmu kanuragan yang dahsyat. Benturan-benturan ilmu kanuragan pun terjadi. Tanpa ingin berlama-lama, segera kugunakan sebuah Cakra Emas pemberian leluhurku untuk melumpuhkan sosok gaib tersebut.

Kamandaka terlihat sibuk sendiri menangkis serangan sebuah cakra emas milikku itu yang terus mengincar dirinya bak sebuah peluruh kendali. Hingga akhirnya, karena kewalahan Kamandaka tak mampu menghalau serangan cakra emas milikku itu. Dirinya pun terjatuh dan kesakitan.

Sambil menahan rasa sakitnya, Kamandaka menatapku sambil kebingungan. Maka dirinya pun bertanya; “Seharusnya seranganmu dapat lebih mencelakai diriku. Mengapa kau tahan seranganmu itu?”

“Intinya, diriku tidak ingin bermusuhan denganmu.” Jawabku pelan.

Tiba-tiba hadirlah sosok gaib leluhurku. “Jodohmu dengan pedang Naga Puspa telah berlalu sejak ratusan tahun silam. Dan cucuku tidak mencuri pedang Naga Puspa, tapi Ki Ageng Puspa dan Nyi Ageng Puspa lah yang minta ikut dengan cucuku. “ Ucap leluhurku dengan nada penuh wibawa.

“Beribu-ribu ampun, hamba terlalu lama bertapa hingga tidak mengetahui apa yang telah menjadi takdir Sang Hyang Widi.” Ucap Kamandaka yang terlihat menyesal.

“Kembalilah ke asalmu. Sembukanlah luka-lukamu. Maafkan jika cucuku telah menyakiti dirimu.” Ujar leluhurku.

“Ampun tuan, seharusnya hamba yang meminta maaf pada cucu tuan. Hamba tidak tahu kalau tuan ini adalah cucu tuan, raja dari Swarnadwipa.” Ucap Kamandaka.

Akhirnya, Kamandaka mengikhlaskan sepasang Pedang Naga Puspa yang dahulu menjadi kebanggaannya di medan pertempuran. Malah sebelum berpamitan, Kamandaka menawarkan diri jika diriku memerlukan bantuan darinya. Hal tersebut tentu saja kusambut dengan gembira.

Akan tetapi yang paling membuatku bahagia adalah kesalahaahaman tersebut telah berlalu. Sungguh sebuah fenomena gaib yang sungguh sulit kupercaya, walaupun jelas-jelas diriku tidak sedang bermimpi.

Fenomena dunia gaib sangat sulit dijangkau oleh akal dan logika, karena itu merupakan salah satu misteri Ilahi. Sebagai makhluk ciptaanNya, kita wajib berkeyakinan bahwa alam gaib beserta makhluk-makhluk Nya itu memang benar adanya
Jangan Lupa Komentar Ya ...

Baca Lebih Lengkap Disini......

Monday 20 October 2008

Misteri Trowulan 1, Senopati Stories



kejadiannya tahun 2001 Didaerah mojokerto - trowulan disana memang terkenal wingit ( angker ) sehingga hampir setiap sudut pasti merinding, ini ceritanya di Pendopo Agung Trowulan ( Disana kayak pendopo dan dibelakangnya ada petilasan Gajah Mada, sama kuburan kuburan gitu )

nah kejadiaan waktu ak masih jadi ikutan pramuka nih, waktu itu kami senior orang berlima dan sudah diwanti wanti sama pembinanya untuk menjaga anak-anak yang lain ( maklum waktu itu ak udah SMA ), pas hari itu malam jumat kliwon, kondisinya hujan gerimis, sedikit gambaran jika kita memasuki lokasi pendopo agung kita bakalan disambut 2 buat pohon beringin besar, tapi disebelah kiri ada satu lagi beringin masih kecil,

ok dilanjut... malam itu hujan gerimis sehingga kami mengungsikan semua anak-anak SMP untuk berteduh didalam pendopo, kami berlima bertugas dilapangan untuk menjaga barang barang mereka, saat semua siswa udah masuk pendopo ak melihat ada wanita yang berteduh dibawah pohon beringin kecil, dia sambil mengayunkan bayi disampingnya ( bodohnya saya waktu itu tidak pake logika koq bisa mengayunkan bayinya yaaaa)

nah maksud hati saya bersama teman mendekati wanita itu untuk menawari tempat berteduh dan minuman hangat, dari jarak 30 meter perasaan udah merinding tapi karena niat baik kenapa tidak? jarak 20 meter mulai kelihatan jelas wanita itu beserta anaknya, jarak 10 meter kami udah tidak bisa berkata apa apa

wanita itu memakai baju putih walaupun di kegelapan tetapi warnanya bisa menyala gitu, wajahnya pucat putih tersenyum ( lebih cocok nyengir, pokoknya ndak bisa ditulisin ngeri banget) rambutnya terurai kedepan sebagian dan anak yang diayun ternyata POCONG....

tanpa ada yang mengajak kami langsung balik kanan berusaha jalan dengan tenang walaupun hati ini gak karuan, jarak 30 meter kami lihat ibu itu ternyata udah ndak ada, dan dilangit terdengar tawanya yang wuuuiiiihhh seereeeeeem..... KUNTILANAK BANGET,

bayangin 10 meter bro bisa liat dengan jelas mukanya, wah bener - bener ndak bisa tidur, ndak bisa makan waktu itu, belum selesai disitu ternyata banyak kucing yang berkeliaran disekitar tenda, karena sibuk mngusir kucing kami sempat lupa tentang kejadian barusan , walaupun janggal juga jam 1 malam banyak kucing disekitar tenda

dan

tahu apa yang terjadi bila kita menyorot wajah kucing tersebut dengan senter, wajahnya nyengir bro... nyengir kayak kita manusia dan wajah tu berubah, waaaaaaa............ saat itu bener bener cobaan paling berat bagi kami,

akhirnya kucing tersebut berhasil diusir saat ada adzan subuh, gila men perjuangan 4 jam melawan kucing jadi - jadian, atau hantu jadi kucing, ndak tau deh itu apa???



Jangan Lupa Komentar Ya ...

Baca Lebih Lengkap Disini......

Monday 13 October 2008

Kerja Di Kamar Mayat

TIGA lelaki setengah baya sedang asyik ngobrol tentang profesinya.

Orang 1 : Hari ini kerjaku sangat menyenangkan, banyak sekali wanita-wanita cantik yang datang ke toko saya untuk berbelanja .

Orang 2 : Saya juga mengalami hal yang luar biasa, yang datang ke tempat kerja saya rata-rata selebritis kelas atas.

Orang 1 : Wah, hebat ya.

Orang 3 : Ah, apanya yang hebat? Tempat kerja saya malah banyak orang telanjang.

Orang 1 : Lho kenapa bisa begitu?

Orang 3 : Karena saya kerja di kamar mayat!



Jangan Lupa Komentar Ya ...

Baca Lebih Lengkap Disini......

The Beatles Fish








Jangan Lupa Komentar Ya ...

Baca Lebih Lengkap Disini......

Melepas Strees

melepas stressss.........
Seorang manager di sebuah perusahaan melihat ada seorang pegawai baru. Lalu dia menyuruh pegawai baru itu untuk datang ke ruangannya.

"Siapa namamu?" adalah pertanyaan pertama yang diajukan manager pada pegawai baru itu. "John," jawab si pegawai.

Manager tampak marah, "Dengar...aku nggak tahu tempatmu seperti apa dulu kamu bekerja, tapi aku tidak memanggil karyawanku dengan nama depan mereka. Itu melanggar etika dan akan menjatuhkan martabat. Aku hanya akan memanggil pegawaiku dengan nama keluarganya seperti ... Smith, Jones, Baker... Mengerti, ya? Parakaryawan di sini memanggilku Mr. Robertson.

Nah, karena sekarang masalahnya sudah jelas, katakan siapa nama keluargamu?"

Pegawai itu dengan mengeluh menjawab, "Darling. Nama lengkap saya adalah John Darling."

"Saya setuju, saya panggil kamu John saja........"



Ajal Yang Tertunda

Seorang penjelajah di pedalaman Amazon tiba-tiba saja dikepung sekelompok primitif yang haus darah. "Oo... Tuhan matilah aku," gumamnya.

Tiba-tiba dari langit di atasnya ada kilatan cahaya dan terdengar suara menggema:

"Tidak anakku..., ajalmu belum tiba. Ambillah batu di dekat kakimu itu dan pukul kepala pemimpin mereka yang tepat berdiri di depanmu."

Si penjelajah itu pun mengambil batu dan menyerang pemimpin gerombol itu, dan memukulkan batu itu ke kepala si pemimpin sekuat tenaga hingga ia mati seketika.

Dia berdiri di atas mayat si pemimpin. Seketika 100 orang primitif itu mengepungnya dengan muka sangat marah karena melihat pemimpinnya terbunuh.

Kilatan dari langit itu muncul lagi dengan suara menggema: "Nah, sekarang... baru ajalmu tiba anakku...."



Masih Bayar

Anak : Ayah berapa sih biaya kalau mau menikah?

Ayah : Sambil memperhatikan wajah anak laki-lakinya yang polos itu. Entahlah nak, karena sampai sekarang Ayah masih bayar terus kepada ibumu.



Kejutan

Seorang Presiden berkata kepada tukang sapu di istana, "Coba buat sebuah kejutan padaku, dan kemudian buat pula permintaan maaf atas kejutan itu yang jauh lebih mengejutkan lagi".

Begitulah, beberapa hari kemudian Sang Presiden sedang berdiri di jendela Istana, memandang keindahan taman di bawahnya. Dengan berjingkat-jingkat si tukang sapu mendekat lalu mencubit pantat Sang Presiden.

"Hei, gila, apa-apaan ini !" teriak Presiden dengan sangat terkejut.

"Oh, maaf, Bapak Presiden," sahut si tukang sapu. "Tadinya saya sangka Bapak adalah Ibu Negara .... "



Berbisa

Dua ekor ular sedang menelusuri sawah mencari mangsa. Tiba- tiba ular pertama bertanya, "Kita ini jenis ular yang berbisa nggak sih?"

"Entahlah, aku tak tahu. Emangnya kenapa?"

"Barusan aku tak sengaja menggigit bibirku ...."



Tiga Kemungkinan

Malam menjelang ujian, seorang mahasiswa melempar undi dengan koin. "Kalau muncul gambar, saya akan tidur; kalau angka, saya akan nonton teve.

Kalau koin ini bisa berdiri, saya akan belajar."



Filsuf Sakti

Tiga orang filsuf bermaksud untuk bersemedi di tepi sebuah danau. "Waduh, aku lupa membawa alas duduk," kata filsuf pertama.
Ia lalu pamit, melangkahkan kakinya di atas air danau, dan menyeberanginya menuju ke tempat tinggal mereka di seberang
danau.

Ketika ia sudah kembali, filsuf ke dua berkata,"Aku lupa menjemur bajuku. Aku pergi dulu ya." Ia berjalan di atas air danau dan menyeberanginya dengan mudah.

Filsuf ke tiga berpikir bahwa kedua rekannya itu pasti ingin unjuk kebolehan di hadapannya. "Ah, aku juga bisa. Lihat saja," katanya.
Ia lalu melangkahkan kakinya ke atas air danau dan langsung tenggelam.
Filsuf ke tiga ini berusaha berenang ke tepi, mencoba lagi berjalan di atas air lagi dan gagal.

Ia terus mencoba sampai akhirnya filsuf ke dua berkata kepada filsuf Pertama, "Sebaiknya kita beritahukan saja letak batu-batunya. "



Kendaraan Di Surga

Tiga pria meninggal dan masuk surga.

Surga mempunyai peraturan bahwa setiap orang baik jahat maupun orang baik akan mendapat kendaraan yang pantas dengan perbuatannya.

Lelaki pertama tiba dan malaikat bertanya, "Berapa tahun kamu menikah?"
Jawab lelaki pertama, "20 tahun" "Berapa kali kamu mengkhianati istrimu?" Jawab lelaki pertama, "5 kali"
"Baiklah," jawab sang malaikat, "Kamu boleh masuk tapi hanya mendapat Kijang"

Lelaki pertamapun berlalu dengan Kijangnya.

Berikutnya adalah lelaki kedua. "Berapa tahun kamu menikah?"
Jawab lelaki kedua, "30 tahun" "Berapa kali kamu mengkhianati istrimu?" "2 kali"
"Lumayan... Kamu pantas mendapatkan BMW"

Tibalah kini lelaki ketiga dan malaikatpun mengajukan pertanyaan yang sama yang di jawab si lelaki ketiga, "50 tahun"
"Berapa kali kamu mengkhianati istrimu?" "Tidak pernah" "Luar biasa!
Ini kunci untuk Ferrari"

Suatu hari, tatkala lelaki pertama dan kedua tadi tengah mengendarai mobilnya, mereka melihat lelaki ketiga duduk di tepi jalan sambil menangis.

Mereka menghampirinya dan bertanya "Ngapain kamu nangis? ga' puas sama Ferrari ?"

Jawab lelaki ketiga sambil mengusap air matanya, "Tadi aku berpapasan dengan istriku yang sedang naik sepeda"




Tanpa Kata-kata

Kira-kira satu - dua abad yang lalu, Paus memutuskan bahwa seluruh Yahudi harus meninggalkan Roma, yang tentu saja kemudian menimbulkan keresahan dan penolakan dari bangsa Yahudi tersebut.

Kemudian Paus menawarkan untuk mengadakan debat religius dengan seorang anggota komunitas Yahudi, yang mana jika orang Yahudi pilihan tersebut menang, maka bangsa Yahudi boleh tetap tinggal di Roma. Sebaliknya, jika Paus yang menang, maka bangsa Yahudi harus segera meninggalkan Roma.

Bangsa Yahudi sadar, bahwa mereka tidak punya pilihan lain. Lalu mereka kemudian memilih seorang pemuda yang bernama Moishe sebagai calon dari pihak Yahudi. Moishe kemudian mengajukan syarat, dimana, agar lebih menarik, debat dilakukan tanpa berkata-kata.

Paus kemudian menyetujui persyaratan tersebut, lalu pertandingan pun dimulai.

Pada saat debat dimulai, Moishe dan Paus duduk saling berhadapan.
Setelah kira-kira berjalan satu menit, Paus kemudian mengangkat tangannya dan menunjukkan tiga jari.
Moishe memandang sebentar kepada Paus lalu kemudian menunjukkan satu jarinya.

Paus kemudian membentuk lingkaran dengan jarinya di atas kepalanya. Moishe membalas dengan menunjuk ke tanah. Paus lalu mengeluarkan sebuah wafer dan segelas anggur. Dimana kemudian Moishe membalas dengan mengeluarkan sebutir apel.

Paus kemudian berdiri dan berkata ,"Saya menyerah kalah. Orang ini terlalu tangguh. Bangsa Yahudi boleh tinggal." Satu jam
kemudian, Kardinal sibuk menanyai Paus atas apa yang telah terjadi.

Paus menjawab, "Pertama, aku mengangkat tiga jari ku sebagai lambang trinitas. Dia merespon dengan mengangkat satu jarinya untuk mengingatkanku bahwa tetap hanya ada satu Tuhan untuk kedua agama kami.
Kemudian aku membentuk lingkaran disekelilingku yang menunjukkan bahwa Tuhan ada di sekitar kita. Dia membalasnya dengan menunjuk ke tanah dan menunjukkan bahwa Tuhan juga sekarang ada bersama kita.

Aku mengeluarkan sebuah wafer dan segelas anggur menunjukkan bahwa Tuhan akan menebus dosa-dosa kita. Dia kemudian mengeluarkan sebutir apel untuk mengingatkanku akan dosa awal umat manusia. Dia memiliki jawaban atas segalanya. Apa yang dapat aku lakukan ?"

Sementara itu, bangsa Yahudi sibuk mengelilingi moishe. "Apa yang terjadi? " tanya mereka.
"Well," kata Moishe. "Pertama dia mengatakan padaku bahwa bangsa Yahudi memiliki 3 hari untuk pergi dari sini.
Aku katakan padanya bahwa tidak satu orang pun dari kita yang akan pergi.
Kemudian dia mengatakan padaku bahwa seluruh kota akan dibersihkan dari bangsa Yahudi. Kemudian aku tegaskan kepada mereka bahwa kita akan tetap tinggal disini."
"Ya, ya,.. lalu ? "tanya mereka.
"Aku tidak tahu," kata Moishe. "Dia mengeluarkan bekalnya dan aku pun mengeluarkan bekalku."




Pemadam Kebakaran

Pada suatu hari,terjadi kebakaran di sebuah sumur minyak.Perusahaan pemilik sumur minyak itu memanggil petugas pemadam kebakaran yang sudah ahli.
Lalu datanglah sekitar 15 mobil pemadam kebakaran yang elit. Ternyata panas yang dikeluarkan api itu terlalu tinggi.. sampai2
mereka tidak bisa mendekat lebih dari jarak 1 km dari sumur itu.
Pada saat semuanya merasa putus asa, datanglah sebuah mobil pemadam kebakaran yang sudah agak tua.Sambil terseok seok mobil itu melaju dan berhenti pada jarak 10 m dari sumur yang panas itu.
Lalu petugas di dalamnya berlompatan keluar dan saling menyiramkan air pada diri mereka masing2 dan berhasil menaklukkan api tersebut.

Karena senang dan merasa diselamatkan, pemilik perusahaan itu memberikan hadiah sebesar 50 juta pada tim yang berani itu.Lalu
pemilik perusahaan minyak itu bertanya : "Akan diapakan uang sebesar itu?" Ketika diberi pertanyaan itu, pimpinan regu tersebut menjawab dengan nada datar, "Pertama-tama kami ingin memperbaiki rem mobil sialan itu!".




Si Anto

Si Anto adalah anak SD kelas satu......selain juara di kelasnya, dia cukup ganteng juga lah. Dia punya satu teman sekolah namanya
Clara....si Clara cantik dan manis.

Singkat cerita, si Anto jatuh hati sama si Clara...ternyata Clara juga punya hati ama si Anto. Suatu hari, karena kagak tahan lagi si
Anto berkata kepada si Clara, "Clara, kamu tahu aku suka kepadamu.

Sayang kita masih kecil.....bila nanti kita udah dewasa, kita menikah ya...?!"

Dengan wajah yang memerah merona, si Clara menjawab "Anto, bukannya aku menolak....aku sih mau aja...Tapi dalam keluarga kami, kami hanya menikah sesama kerabat saja.
Paman menikah dengan bibi, kakek menikah dengan nenek, dan bahkan papa menikah dengan mama......
padahal kan kamu bukan kerabat aku Anto."

Mendengar jawaban si Clara, si Anto tidak masuk satu minggu karena patah hati....




Tiga Monyet

Adaseorang bapak ingin membeli seekor monyet.

Maka pergilah ia ke pasar monyet. Disana ia ketemu dengan seorang penjual monyet yang sedang menjual tiga ekor monyet.
Monyet-monyet itu terdiri dari monyet besar sedang dan kecil.

Sang bapak kemudian menawar untuk monyet yang besar.
Bapak : "Berapa harga monyet yang itu bang?", sambil menunjuk monyet yang besar.
Pedagang : "Oh itu 1 juta pak."

Bapak : "Lho kok mahal sekali ya!"
Pedagang : "Oh tentu saja, Pak. Monyet itu bisa menari"

"Oh, bagus sekali ya!", timpal sang bapak.
"Kalo yang sedangnya, berapa mas?", lanjut sang Bapak.
"Oh itu 1,5 juta pak," kata si penjual.

"Lho kok lebih mahal bang!", protes sang bapak.
"Oh iya, Pak. Selain bisa nari dia juga bisa nyanyi", kata penjual.

Bukan main kagumnya bapak tersebut. Tapi untuk menghemat biaya maka si bapak menawar untuk monyet yang kecil.

"Kalo gitu saya yang kecil saja deh," kata bapak.
"Oh kalo yang itu harganya 2 juta pak,"kata si penjual.

"Lho kok lebih mahal lagi bang? Emangnya dia bisa apa saja sih?" kata bapak itu.
"Oh kalo yang itu saya tidak tahu pak," kata penjual.

"Trus kenapa harganya paling mahal?" tanya si bapak.
Dengan tenang si penjual menjawab, "Yang saya tahu kedua monyet ini memanggil bos padanya."




Kura-kura Kecil dan Sepasang Burung

Seekor kura-kura kecil sedang memanjat pohon dengan sangat perlahan. Setelah berjam-jam akhirnya dia sampai juga di puncak pohon. Kemudian dari puncak pohon dia melompat ke udara dan melambai lambaikan kedua kaki depannya, lalu jatuh gedebug ketanah dengan keras. Lalu pingsan...

Setelah siuman dari pingsannya, dia mulai lagi memanjat pohon tadi, kemudian melompat lagi keudara dan jatuh gedebug lagi ketanah.

Begitu dilakukan kura kecil itu hingga berurang kali, sementara sepasang burung yang hinggap di dahan pohon itu terus mengawasi kura-kura kecil yang sudah sekarat kesakitan itu.

Tiba-tiba burung betina berkata kepada burung jantannya, "Mas.., saya rasa sudah waktunya kita berterus terang kepada kura-kura kecil kita kalau dia itu kita adopsi".




Mas Bambang

Atas saran dokter, Bambang disuruh opname di rumah sakit Singapore karena penyakitnya agak parah.
Sesampainya di RS, Bambang dibawa ke kamar dan dipasangin infus kiri kanan.

Beberapa jam kemudian, ada satu lagi pasien orang bule yang keliatannya sakit parah dan ditaro disebelah Bambang.
Si bule walaupun kelihatannya lemah, dia masih mencoba berkomunikasi dengan Bambang. Dia mengangkat tangannya dg susah payah dan bilang, "American...
" Bambang yg juga sedang lemah, menjawab, "Indonesian. .."

Setelah itu dua2nya pingsan karena kelelahan. Beberapa jam kemudian mereka siuman dan mencoba berkomunikasi lagi.

Si bule berkata dg lemah, "James...." dijawab dg susah payah oleh Bambang, "Bambang.... " abis itu mereka pingsan lagi.

Beberapa jam kemudian setelah siuman, mereka berdua masih mencoba melanjutkan pembicaraannya. " Texas ...." kata si bule,
dijawab Bambang, "Cilacap.... " pingsan lagi.

Tak lama kemudian mereka sadar dan lagi2 masih mencoba untuk ngobrol. Si bule yg udah ampir kehabisan napas
bilang,"Cancer. .." Dan dengan sisa2 napas yang ada Bambang nyahut, "Sagitarius. ..."



Jangan Lupa Komentar Ya ...

Baca Lebih Lengkap Disini......

Saturday 11 October 2008

SENOPATI COMMUNITY


Sorii bukannya mau sombong, bukannya narsis foto - foto ini adalah kegiatan dari Senopati Community, sebagai rasa mendekatkan diri kepada Allah SWT, pada beberapa hari yang lalu setelah lebaran kami mengadakan touring spritual, untuk mengagumi ciptaan Allah serta meyakini kebesaran Allah, dan atas perkenan Allah pula kami dapat menyelesaikan kegiatan tersebut tanpa kurang suatu apapun

berikut adalah perjalanan spiritual kami...................












Jangan Lupa Komentar Ya ...

Baca Lebih Lengkap Disini......

Friday 26 September 2008

Ketahui Karaktermu Lewat Tanggal Lahirmu Berdasarkan Al Quran

Untuk mengetahui karakteristik sifat seseorang, kita bisa menganalisa menurut astrologi/zodiac, shio atau dari kalender Jawa. Tapi kali ini saya ingin berbagi info dari sini yaitu Menyibak Rahasia Karakteristik Sifat Seseorang Sesuai Tanggal Lahirnya Menurut Al-Qur’an. Mau percaya..silahkan kalo gak percaya juga gak masalah

Tanggal 1
Surat Al Fatihah (Pembukaan)
Menyukai hal baru, berbakat menjadi pemimpin, seorang pioneer (pelopor), idealis, cenderung ingin sempurna, pandai memanfaatkan kesempatan, egois, harus selalu jadi prioritas utama, sering mengulangi kesalahan yang sama, orang yang belum mengenalnya akan mengira sebagai sosok yang angkuh dan sulit ditaklukkan.

Tanggal 2
Al Baqarah (Sapi Betina)
Pekerja keras, taat akan hukum dan aturan, memiliki jiwa sosial dan kepedulian tinggi, menyukai hal-hal yang bersifat rutinitas, jika dia mampu ada cenderungan menjadi seorang dermawan, kurang inisiatif, sering dimanfaatkan orang lain serta gampang percaya kepada orang lain.


Tanggal 3

Al Imran (Keluarga Imran)
Seorang pemimpin (walaupun dalam kelompok kecil), berhati-hati dalam bertindak, mengayomi, tegas, suka suasana perdebatan dan agak cerewet, jika wanita ia cenderung tomboy, ingin menang sendiri, seorang pemimpi dan sering berfantasi.

Tanggal 4
An Nisa (Wanita)
Sensitif dan perasa, feminim, protektif terhadap keluarga, kreatif, kompak tapi mudah dipengaruhi, agak jahil (iseng), dan penggoda.

Tanggal 5
Al Maidah (Hidangan)
Diperlukan banyak orang, menyukai perubahan, memiliki insting yang lumayan, cepat bosan, ingin dilayani, susah diatur.

Tanggal 6
Al Anaam (Binatang Ternak)
Punya insting tajam, kurang mandiri, terkadang seenaknya sendiri, emosional, pemalu dan kurang percaya diri, dan cepat berubah pikiran.

Tanggal 7
Al A’Raaf (Tempat Tertinggi)
Cermat dan teliti, mudah mengambil hati orang lain, penuh inspirasi, terlihat sombong, suka meremehkan dan cepat puas.

Tanggal 8
Al Anfaal
Optimis, mobilitas tinggi, menyukai perubahan, emosional, gampang berubah pendirian, saat marah suka menyakiti diri sendiri.

Tanggal 9
At Taubah
Pemaaf, perfeksionis, mudah bergaul, tegas, tidak suka basa basi, tidak cepat puas, ingin selalu diperhatikan, keras kepala dan mudah goyah.

Tanggal 10
Yunus
Cepat menyesuaikan, banyak cara keluar dari persoalan, setiap kemauan harus terpenuhi, licin dan cerdik, tidak bisa dikekang dan susah diatur, mudah menyangkal dan banyak alasan.

Tanggal 11
Huud
Dibutuhkan banyak orang, mudah menerima, berhati-hati dalam berbuat, tidak banyak kemauan, pasif, terkadang diremehkan, peka perasaan.

Tanggal 12
Yusuf
Percaya diri, optimisme tinggi, tekun, teliti, disukai banyak orang, emosional, tidak mudah percaya, tidak bisa menahan keinginan, ambisius.

Tanggal 13
Ar Ra’du (Guruh / Petir)
Pemikir, dinamis, menyukai perbedaan, mudah menarik perhatia, logis, suka berdebat, tempramental, lambat memahami sesuatu.

Tanggal 14
Ibrahim
Pembimbing yang baik, patuh pada aturan, keras dan tegas, banyak rencana, rela berkorban.

Tanggal 15
Al Hijr (Batu)
Perfeksionis, keras kepala, telaten, gampang goyah pendiriannya, mudah dipengaruhi.

Tanggal 16
An Nahl (Lebah)
Rajin dan tekun, ramah, peka pada suasana di sekitarnya, berjiwa sosial, pandai memanfaatkan kesempatan, rapi, cerewet, sensitif dan agak cengeng, pendendam.

Tanggal 17
Al Israa
Idealis, banyak ide, suka berkhayal, emosional, lebih produktif jika beraktivitas pada malam hari (kegiatan yang baik dan bermanfaat).

Tanggal 18
Al Kahfi
Suka menolong, pengamat yang baik, pandai menyimpan rahasia, tidak mudah percaya, suka memendam masalah dan mengurung diri, susah ditebak maksudnya.

Tanggal 19
Maryam
Pengasuh, kekanak-kanakan, menyukai anak-anak, suka mengajar, sabar, memiliki banyak cara menyelesaikan masalah, bicara berdasar bukti, sering difitnah.

Tanggal 20
Thaha
Misterius, suka bepergian, memegang teguh aturan, suka lari dari masalah.

Tanggal 21
Al Anbiyaa
Bertanggung jawab, seorang pemimpin dan pemikir, pendengar yang baik, menerima apa adanya (ikhlas), tidak banyak kemauan.

Tanggal 22
Al Hajj
Segala sesuatu harus sempurna, mudah dipengaruhi, gampang terpengaruh, terburu-buru ingin cepat sampai tujuan, menyukai keramaian, sering berfikir muluk.

Tanggal 23
Al mu’minuun
Normatif, sensitif, feminim, fanatik terhadap sesuatu, mudah terpancing emosinya.

Tanggal 24
An Nuur
Mudah memberikan jalan keluar, cermat memilah masalah, pendengar setia, mudah tersinggung, suka mengungkit-ungkit, gampang menyalahkan.

Tanggal 25
Al Furqan
Punya skala prioritas, gemar membandingkan, ceplas ceplos, kurang inisiatif dan tidak banyak kemauan.

Tanggal 26
Asy Syuara
Pandai mengambil hati, suka berbelit-belit, kurang berani untuk menyampaikan keinginan, agak cerewet, tidak banyak keinginan, kurang romantis.

Tanggal 27
An Naml
Insting kuat, memiliki perencanaan yang baik, pandai memanfaatkan peluang, susah bekerja sendiri, mudah panik, tidak bisa disalahkan, mudah tersinggung, tidak bisa ditentang.

Tanggal 28
Al Qashash
Berani menyampaikan keinginan dan pendapat, memegang komitmen, mudah bergaul, tidak pernah kehabisan bahan pembicaraan, pendendam, emosional, romantis, pencemburu.

Tanggal 29
Al Ankabuut
Banyak kenalan, sabar, dinamis, kurang menyukai keramaian, tidak berfikir panjang, kurang pandai memelihara jaringan, bekerja kurang sistematis, mudah tersinggung.

Tanggal 30
Ar Ruum
Optimis, banyak akal, anggun, tempramental, suka bertindak semaunya dan ingin menang sendiri, pencemburu berat, setiap kemauannya harus dipenuhi.

Tanggal 31
Lukman
Bijaksana, seorang pemimpin, melindungi komunitasnya, sabar, tekad kuat, otoriter, setiap perintahnya harus dituruti.
Sesuaikah karakteristik sifat Anda berdasarkan Surat di atas ?

Wallahu’alam




Jangan Lupa Komentar Ya ...

Baca Lebih Lengkap Disini......

Tuesday 23 September 2008

Makna Idul Fitri

Makna Idul Fitri

Bagi muslim yang diterima puasanya karena mampu menundukan hawa nafsu duniawi selama bulan Ramadhan dan mengoptimalkan ibadah dengan penuh keikhlasan, maka Idul Fitri adalah hari kemenangan sejati, dimana hari ini Allah Swt akan memberikan penghargaan teramat istimewa yang selalu dinanti-nanti oleh siapapun, termasuk para nabi dan orang-orang shaleh, yaitu ridha dan magfirahNya, sebagai ganjaran atas amal baik yang telah dilakukannya. Allah Swt juga pernah berjanji, tak satupun kaum muslimin yang berdoa pada hari raya Idul Fitri, kecuali akan dikabulkan.

Pertanyaannya, kira-kira puasa kita diterima apa tidak? Atau yang kita lakukan ini hanya ritual-simbolik, sebatas menahan lapar dan haus, seperti yang pernah disinyalir Nabi Muhamad Saw? Jawabnya, Allahu ‘alam, kita tak tahu sejatinya. Tapi menurut para ulama, ada beberapa indikasi, seseorang dianggap berhasil dalam menjalankan ibadah puasa: ketika kualitas kesalehan individu dan sosialnya meningkat. Ketika jiwanya makin dipenuhi hawa keimanan. Ketika hatinya sanggup berempati dan peka atas penderitaan dan musibah saudaranya di ujung sana. Artinya penghayatan mendalam atas Ramadhan akan membawa efek fantastik, individu, maupun sosial.

Penghayatan dan pengamalan yang baik terhadap bulan ini akan mendorong kita untuk kembali kepada fitrah sejati sebagai makhluk sosial, yang selain punya hak, juga punya kewajiban, individu dan sosial. Sudahkan kita merasakannya? Itulah rahasia kenapa selamat hari raya Idul Fitri seringkali diakhiri dengan ucapan Minal ‘Âidîn wal Faizîn (Semoga kita termasuk orang-orang yang kembali pada fitrah sejati manusia dan mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat). Selain sebagai doa dan harapan, ucapan ini juga bak pengingat, bahwa puncak prestasi tertinggi bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa paripurna, lahir dan bathin, adalah kembali kepada fitrahnya (suci tanpa dosa).

Makna Idul Fitri

Sejak Idul Fitri resmi jadi hari raya nasional umat Islam, tepatnya pada tahun II H. kita disunahkan untuk merayakannya sebagai ungkapan syukur atas kemenangan jihad akbar melawan nafsu duniawi selama Ramadhan. Tapi Islam tak menghendaki perayaan simbolik, bermewah-mewah. Apalagi sambil memaksakan diri. Islam menganjurkan perayaan ini dengan kontemplasi dan tafakur tentang perbuatan kita selama ini.

Syeikh Abdul Qadir al-Jailany dalam al-Gunyah-nya berpendapat, merayakan Idul Fitri tidak harus dengan baju baru, tapi jadikanlah Idul fitri ajang tasyakur, refleksi diri untuk kembali mendekatkan diri pada Alah Swt. Momen mengasah kepekaan sosial kita. Ada pemandangan paradoks, betapa disaat kita berbahagia ini, saudara-saudara kita di tempat-tempat lain masih banyak menangis menahan lapar. Bersyukurlah kita! Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1428 H. Mohon maaf lahir dan bathin.

Baca Lebih Lengkap Disini......

Islam dan Budaya Demokrasi dalam Keluarga

Islam dan Budaya Demokrasi dalam Keluarga

Islam dan Budaya Demokrasi dalam Keluarga

Demokrasi sering diidentikkan dengan Barat. Salah satu sistem politik ini awalnya tumbuh dan berkembang di dunia Barat. Dalam sejarah perkembangannya, demokrasi menembus masuk ke berbagai negara di seluruh penjuru dunia. Termasuk pula di Indonesia. Kultur demokrasi, yang diuraikan dalam konsepsi "kerakyatan", "kekeluargaan", dan "gotong royong" sebenarnya telah dimiliki oleh masyarakat Indonesia, termasuk pula kaum muslimin. Unsur-unsur demokrasi itu bisa kita lihat di dalam sistem dan kehidupan masyarakat pedesaan di Jawa.

Kalau kita telusuri, di dalam demokrasi khas Indonesia itu terkandung makna sifat "gotong royong", cara-cara kekeluargaan dalam mengurus sesuatu, atau "musyawarah untuk mufakat". Unsur-unsur demokrasi Indonesia ini dirumuskan dalam salah satu sila Pancasila, yang telah disepakati oleh para pendiri negara kita ini, yaitu "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan." Sila inilah yang tampaknya menjadi asas dasar demokrasi Indonesia. Di dalam sila keempat Pancasila itu terdapat kata "permusyawaratan", yang berasal dari kata bahasa Arab, yaitu syuuraa atau musyaawarah. Karena itu, tidak heran bila demokrasi sering diasumsikan dengan kata syuuraa atau musyaawarah, sekalipun ada beberapa perbedaan antara kedua konsep tersebut.

Musyawarah dalam Alquran

Syuuraa atau musyaawarah merupakan hal penting bagi kehidupan manusia, khususnya kaum muslimin. Bahkan, karena pentingnya, kata syuuraa menjadi salah satu nama surat Alquran, yaitu surat ke-42. Di dalam Alquran, masalah musyawarah disebut pada tiga ayat. Pertama, kita bisa lihat dan baca pada QS 'Ali 'Imraan [3]: 159. Dalam ayat Alquran ini, Allah berfirman, "..., maka maafkanlah mereka, mohonlah ampunan bagi mereka dan bermusyawarah dengan mereka dalam urusan (tertentu/yang penting), kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya." Kedua, kita bisa simak pada QS Al-Syuuraa [42]: 38.

Dalam ayat ini, Allah berfirman, "Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi, menyambut) seruan Tuhan mereka dan mendirikan shalat (dengan sempurna), sedangkan tentang urusan mereka, mereka memutuskannya dengan musyawarah di antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka." Dan ketiga, kita bisa cermati pada QS Al-Baqarah [2]: 233. Di dalam ayat ini, Allah berfirman dengan tegas, bahwa " ...apabila kedua orangtua (suami dan istri) ingin menyapih anak mereka (sebelum dua tahun) atas dasar kerelaan dan permusyawaratan antarmereka, maka tidak ada atas mereka ...." Ketiga ayat di atas menegaskan, bahwa Islam memiliki cakupan konsep musyawarah. Islam memandang musyawarah sebagai unsur terpenting bagi kehidupan umat manusia, baik sebagai individu, anggota masyarakat, maupun para elite politik.

Khusus tentang ayat ketiga di atas, oleh masyarakat umum, masalah menyapih selalu dianggap sebagai urusan perempuan. Padahal, seperti ditegaskan ayat Alquran itu, persoalan menyapih seorang anak merupakan masalah keluarga yang perlu dimusyawarahkan antara suami dan istri. Menyapih berkaitan langsung dengan hak anak. Dalam masalah menyapih ini, baik anak, ibu, maupun ayah, tidak ada yang boleh menjadi korban. Dalam ayat sebelumnya disebutkan, sang ibu tidak boleh menderita karena anak, dan sang bapak juga tidak boleh menderita karena anak. Jadi, tujuan musyawarah dalam keluarga, seperti diisyaratkan dalam ayat Alquran tentang menyapih itu, adalah untuk menghindari jatuhnya korban di antara anggota keluarga.

Ayat Alquran itu memberi jalan keluar bagi orangtua, terutama suami dan istri, yang sedang menghadapi masalah, khususnya masalah menyapih anak, di dalam keluarga, yaitu dengan jalan musyawarah. Musyawarah ditujukan untuk mencari formulasi terbaik jangan sampai ada yang dirugikan. Intinya, semua persoalan yang dihadapi orangtua, terutama di dalam keluarga, harus dibicarakan dan dicarikan solusinya untuk mendapatkan keputusan yang terbaik. Musyawarah seharusnya menjadi landasan pokok dalam membina kehidupan berkeluarga. Musyawarah dan permufakatan ditujukan untuk menjalin kerjasama dalam kebaikan dengan semangat persaudaraan, bukan semangat kalah dan menang.

Unsur demokrasi

Hal-hal lain yang perlu ditekankan atau ditanamkan di dalam kehidupan keluarga-yang berkaitan dengan demokrasi atau musyawarah, adalah penegakan keadilan. Berbuat adil, yang sering diidentikkan dengan persamaan atau keseimbangan, merupakan salah satu unsur demokrasi. Di dalam masyarakat modern, terutama keluarga masa kini, persamaan atau berbuat adil tidak bisa diabaikan. Demokrasi mengajarkan kepada kita tentang persamaan pada seluruh anggota keluarga. Tidak ada yang memegang hak mutlak. Tidak ada yang otoriter. Tidak ada yang bersikap tiranik. Demokrasi itu dapat dipastikan menolak elitisme. Tidak ada yang boleh berkuasa terhadap pihak lain. Semuanya sama sebagai manusia. Bahkan, dalam soal pernikahan pun seorang gadis tidak bisa dipaksakan. Istilah wali mujbir juga tidak bisa digunakan sewenang-wenang.

Selama ini kita sering melihat adanya kesewenang-wenangan orangtua, khususnya sang bapak untuk memaksakan anak gadisnya menikah dengan orang yang tidak disukai anaknya. Istilah wali mujbir menjadi landasan pegangan untuk memaksa anak gadisnya menikah dengan orang yang tidak dicintainya. Pemaksaan pernikahan semacam ini tentu saja keluar dari koridor praktik demokrasi. Padahal, limabelas abad lalu, Nabi Muhammad telah memerintahkan agar kita berbuat adil kepada sesama manusia, sekalipun kepada anak-anak kita di dalam keluarga. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Al-Thabrani, Rasulullah menyebutkan agar kita menyamakan anak-anak kita dalam hal pemberian, misalnya memberikan hadiah. Kita tidak boleh membeda-bedakan antara anak laki-laki dan anak perempuan.

Kalau kita mau memberi hadiah lebih, maka kita sebaiknya memberikannya kepada anak perempuan. Persamaan yang diperintahkan Nabi ini tidak hanya berhubungan dengan soal pemberian hadiah, tapi juga dalam hal pendidikan, pelayanan kesehatan, dan sebagainya. Di samping itu ada juga hal lain yang kita kira perlu ditanamkan dalam keluarga. Yaitu, bagaimana keluarga menjadi ajang penyemaian pada anggotanya untuk menghargai pluralitas. Sebab, dari keluargalah, kita bisa memulai segala sesuatu. Di dalam keluarga terdapat macam-macam karakter yang berbeda-beda. Karena itu, dapat dipastikan, bahwa keluarga kita berbeda dengan tetangga. Pluralitas semacam ini perlu ditanamkan dalam keluarga sejak dini mungkin, sehingga bangunan demokrasi dapat terwujud melalui budaya demokrasi di dalam keluarga kita.

Praktik demokrasi

Dalam menerapkan demokrasi dalam keluarga, kita biasanya memberikan kepada anak-anak kita sesuatu yang sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Kita juga perlu menerapkan kepada anak-anak kita untuk melaksanakan segala kewajiban mereka sesuai dengan usia mereka. Penanaman demokrasi di dalam keluarga seperti ini merupakan cara yang baik untu dilanjutkan. Demokrasi itu bukan suatu kebebasan yang tanpa aturan, tetapi bebas bertanggung jawab. Kita tidak bisa berbuat sebebas-bebasnya.

Anak-anak kita boleh saja secara bebas melakukan sesuatu, tetapi mereka tidak boleh melampaui kebebasan. Apa yang anak-anak kita lakukan di dalam keluarga harus dimintai pertanggungjawabannya. Karena itu, budaya demokrasi dalam Islam menghendaki adanya acuan pada nilai-nilai islami. Bukan semata-mata maunya sendiri. Kita tidak boleh memberikan kebebasan kepada anak-anak kita bila melampaui dari acuan islami. Praktik demokrasi di dalam keluarga tidak bisa lepas dari ajaran-ajaran agama (Islam). Wallahu a'lam. (Dosen Fak Ushuluddin & Filsafat, UIN Jakarta)





Jangan Lupa Komentar Ya ...

Baca Lebih Lengkap Disini......

Islam Dan Nilai Demokrasi

Islam Dan
Nilai
Demokrasi


Oleh: Luthfie Kamil
Mengawali wacana ini, sepertinya terasa berat di alam bawah sadar kita mengakui keberadaan Islam dan konsep demokrasi memiliki alur yang paralel. Sebab ditengah interaksi kita dengan fenomena global yang identik dengan symbol Islam dewasa ini, semacam kejadian teror bom kaum militan Islam di Mesir, pembunuhan massal di Algeria, sistem otoriter yg ada dlm fenomena negara dengan mayoritas Umat Islam, kelompok-kelompok radikal Hammas sampai fenomena gerakan bawah tanah "ektrem kanan" dinegara kita telah menjelaskan adanya kontradiksi nilai Islam dengan proses demokratisasi. Hal ini menjadi sebuah pertanyaan besar, jika semua fenomena diatas representatif mewakili kesimpulan nilai Islam berseberangan dengan demokratisasi , tanpa menggali lebih dulu ajaran-ajaran Islam secara orisinil. Sedangkan kompleksitas penyebab kejadian diatas sendiri memiliki latar belakang khas, terlepas dari Islam sebagai sebuah gagasan nilai kemanusiaan atau Umat Islam dalam aksi kepentingannya tersendiri dilain sisi. Untuk itu, tulisan ini berusaha menggali dan menjelaskan permasalahan ini, Benarkah nilai dan prinsip Islam tak mendukung gagasan tentang demokrasi seperti apa yang menjadi mitos selama ini ?

Adalah Samuel P. Huntington, Guru Besar Ilmu Politik Harvard, salah seorang yang tidak percaya bahwa Islam memiliki visi dan aksi terhadap demokratisasi. Bahkan penulis The Clash of Civilization ini meluncurkan tesis tentang benturan peradapan antara Islam dan Barat.

Pandangan bahwa Islam antidemokrasi ini telah menjadi stereotipe banyak Ilmuwan dan politisasi Barat. Dan hal ini seringkali menyeret kesimpulan bahwasanya Islam adalah musuh baru bagi peradapan Barat. Diskursus ini semakin berkembang dalam wacana aksi kebijakan politiknya dalam menyikapi berbagai persoalan yang menyangkut masalah Umat Islam yang seringkali menggunakan standar ganda. Kekuatan Islam seakan-akan menjadi semacam sebuah ancaman baru bagi Barat, menyusul berakhirnya Perang Dingin dan ambruknya Komunisme. Isu yang sering dimunculkan adalah kebangkitan" fundamentalisme " yang mengancam demokrasi (Barat).

Tidak sedikit Cendekiawan Muslim yang menentang tesis Huntington ini. Fred Haliday, salah seorang Islamolog Barat memandang tesis ini tak lain merupakan upaya penolakan Huntington terhadap pluralisme budaya dalam satu kesatuan negara. Ia sangat takut terhadap keberagaman dan jelas-jelas menolak konsep keberagaman bahasa, agama, dan lain-lain dalam masyarakat Amerika. Ia mendambakan sebuah Amerika yang dibangun diatas kesatuan budaya. Dan fenomena Islam yang berkembang di Barat dianggap sebagai kekuatan antagonis dengan apa yang disebut Tatanan Dunia Baru (New World Order)- dengan konsepsi yang diterima sekarang, bahwa Amerika akan tampil sebagai kekuatan tunggal. Fred menamakan kelompok yang mewakili pemikiran ini termasuk Huntington di dalamnya sebagai golongan rasialisme Barat, yang selalu mempertahankan hegemoni Barat dan sekaligus melancarkan pemikiran Barat yang arogan sifatnya.

Terlepas dari perselisihan diatas, ada baiknya kita merujuk kembali nilai dan prinsip Islam sebenarnya menyangkut gagasan demokrasi. Islam menurut definisinya adalah universal, bukan teritorial. Universalisme Islam ini tampak dari kandungan ajaran-ajarannya yang meliputi berbagai bidang, seperti hukum agama, keimanan, etika, kemanusiaan, sikap hidup, prinsip-prinsip keadilan (sosial) dan lain-lain. Karena itu, seperti yang disinyalir dalam al Qur an, bahwasanya Islam merupakan Rahmat untuk seluruh Alam, dunia dan semua bangsa tanpa memandang batas-batas geografis, rasial atau strata sosial. Dalam Al Qur an (QS 02:256) menyebutkan bahwa" Tidak ada paksaan dalam memeluk (agama) Islam...", yang secara normatif mengandung makna terhadap pengakuan Islam akan hak dan keberadaan pengikut agama lain atau para ahli Kitab. Pengakuan ini secara otomatis merupakan prinsip dasar doktrin Islam terhadap pluralisme agama dan sosial budaya sebagai sunnatullah. Dengan demikian, konsep toleransi menjadi nilai tersendiri secara sosial dalam hubungan muamalah umat islam dengan pemeluk agama lain. Islam memandang manusia lain secara sejajar dan terbuka untuk membangun sebuah iklim sosial yang pluralistik. Islam menolak dan sekaligus membebaskan sekat-sekat primordial dan berusaha menciptakan iklim sejuk damai dalam kehidupan masyarakat yang beragam sifatnya. Untuk itu Islam menghormati keberadaan agama lain. Kuatnya pluralitas budaya ini, dengan jaminan dasar akan keselamatan terhadap keyakinan agama masing-masing bagi warga masyarakat merupakan landasan prinsip Islam yang mendorong terbentuknya sikap saling hormat-menghormati, dan tumbuhnya toleransi sesama antar warga masyarakat. Seperti indikasi yang ada dalam buku Al Adab Al Mufrad, Bukhari seorang ahli Hadist terkenal meriwayatkan: Nabi ditanya

"Agama manakah yang paling dicintai Allah YangMaha Kuasa ?" beliau menjawab ,

"Agama asal mula yang toleran (al-hanafiyah as-samhah).

Secara umum , konsep pluralisme, inklusivisme, toleransi dan faktor-faktor penegakkan keadilan sosial dalam Islam merupakan landasan dasar terhadap penghormatan hak-hak asasi manusia sebagai kerangka acuan konsep demokrasi.

Konsep demokrasi dalam konsep Islam yang paling kental terlihat dari prinsip-prinsipnya, yaitu musyawarah (perundingan), musawa (kesetaraan), dan syura (konsultasi dalam artian luas). Prinsip-prinsip ini memiliki tafsiran luas terhadap gagasan ide demokrasi. Menurut Amien Rais, seperti yang telah dikutip Anders Uhlin dalam bukunya Oposisi berserak, ada 5 prinsip demokrasi dalam Islam yakni: Pertama, pemerintahan harus dilandaskan pada keadilan. Kedua, sistem politik harus dilandaskan pada prinsip syura dan musyawarah. Ketiga, terdapat prinsip kesetaraan yang tidak membedakan orang atas dasar gender, etnik, warna kulit, atau latar belakang sejarah, sosial atau ekonomi dan lain-lain. Keempat, kebebasan di definisikan sebagai kebebasan berfikir, berpendapat, pers, beragama, kebebasan dari rasa takut, hak untuk hidup, mengadakan gerakan dll. Dan yang terakhir, pertanggungjawaban para pemimpin kepada rakyat atas kebijakan-kebijakan mereka. Dan semua ini, menurut Amien Rais tidak lepas dari check and balance sebagai kontrol rakyat terhadap para pemimpin mereka. Prinsip-prinsip Islam semisal shadaqah, zakat dan pembelaan terhadap orang-orang miskin dan tertindas merupakan salah satu acuan pemikiran tersendiri yang tak lepas dari pemikiran sosial demokrasi. Pemikiran ini memperlihatkan bahwa nilai-nilai Islam ini, meskipun bukan ideologi sosialisme murni, memiliki makna yang dalam terhadap penegakkan nilai-nilai keadilan sosial. Bahkan Ali Syariati, salah seorang Intelektual Muslim kontemporer menyatakan bahwa ideologi satu-satunya yang berasaskan nilai dan prinsip Islam adalah ideologi proletariat, yang dengan gerakan awalnya, Nabi Muhammad berusaha membebaskan kaum mustadzafin (orang-orang miskin dan tertindas) dari sekat-sekat budaya primordial serta berusaha lepas dari kekuasaan tirani yang sewenang-wenang. Ini merupakan salah satu dasar yang prinsipial dalam pesan Islam. Dan menurutnya kembali, disinilah agama Islam menjadi gerakan progressif dalam menentang kemungkaran dan membedah status quo. Dan demokrasi menjadi sebuah wadah guna mewujudkan pesan tersebut.

Sebuah rujukan terhadap cermin nyata konsep demokrasi yang dijalankan dalam sistem Islam pernah dipaparkan oleh Sumanto Al Qurtubi dalam makalahnya (Membangun Peradaban Profetis). Makalah ini berbicara 2 prinsip yang selalu dipegang Nabi dalam membangun Negara Madinah yang tertuang dalam Piagam Madinah ( mitsaq Al Madinah ) yakni: Pertama, prinsip kesederajatan dan keadilan dan Kedua, prinsip Inklusivisme (keterbukaan). Sementara dalam aspek ekonomi, Nabi menerapkan ajaran egalitarianisme.

Meskipun demikian, ada sebagian pemikir Islam yang juga memasukkan masa Khulafaur-Rasidin dalam masa ini, dimana salah satunya makna demokrasi terlihat dari pemilihan khalifah yang didasarkan musyawarah. Prof. William Montgomery Watt memberikan istilah piagam diatas sebagai "Konstitusi Madinah". Sebuah konstitusi modern, yang menurutnya, merupakan konstitusi pertama kalinya yang memperkenalkan wacana kebebasan beragama, persaudaraan antaragama, perdamaian dan kedamaian, persatuan, etika politik, hak dan kewajiban warga negara, serta konsistensi penegakan hukum berdasarkan kebenaran dan keadilan. Sebuah cerita nyata dalam penegakkan keadilan dapat kita temui dalam sebuah hadist, dimana Nabi dalam kata-katanya memberikan contoh pada kita; seperti ini :

Apabila Fatimah pun, putri tercinta beliau, melakukan kejahatan, pasti dikenakan sanksi sesuai aturan yang berlaku. Semua itu memberikan bukti kuat, bahwa syarat utama tegaknya mayarakat madani hanya terwujud bila hukum ditegakkan secara adil dan benar ( QS Al Hadid, 57;25 ). Memang masa ini tidak berlangsung lama sepeninggal nabi, karena konsepnya yang terlalu maju untuk zamannya, sehingga individu-individu sepeninggal Nabi tidak bisa mempertahankan konsep ini berkembang selanjutnya. Meskipun demikian, bukan berarti ini suatu garis yang menyimpulkan adanya kontradiksi Islam dengan demokratisasi.Sebab kata Robert N Bellah, sosiolog agama terkemuka, berkata bahwa" masyarakat yang untuk zaman dan tempatnya sangat modern (bahkan terlalu modern), sehingga Nabi wafat, tidak bertahan lama. Timur Tengah dan umat manusia saat itu belum siap dengan prasarana sosial yang diperlukan untuk menopang suatu tatanan sosial yang modern seperti pernah dirintis Nabi SAW". (Robert N Bellah, Beyond Belief,1976:150-151). Disini jelas diungkapkan tatanan masyarakat sosial dalam mendukung proses demokratisasi tidak memiliki cukup basis untuk melanjutkan tatanan demokratis yang sudah dikembangkan oleh Nabi. Dan itu wajar, kalau kita katakan bagaimana tatanan demokrasi yang telah berkembang di Barat juga bukan hasil dari suatu proses yang sekejap tercipta, demikian halnya dengan masalah diatas. Meskipun demikian, dengan adanya pengalaman sosiohistoris ini bisa menjadi lentera umat Islam saat ini dalam membangun masyarakat madani (civil society) yang demokratis, dimana setiap warga mendapatkan hak-haknya sebagaimana mestinya. Seperti apa yang dikatakan Gus Dur (Anders Uhlin,1998;83), Islam secara inheren bersifat demokratis. Namun demikian, Islam tidak punya hak monopoli terhadap ide-ide demokratis. Sebab perjuangan demi hak-hak asasi manusia dan demokrasi adalah perjuangan universal. Islam harus ikut memberikan kontribusi, tetapi tidak mengklaim bahwa kontribusi yang nyata hanya berasal dari Islam. Dalam makna terdalamnya, tanpa menilai pandangan pesimistis, Islam secara teoritis memiliki kandungan nilai-nilai demokrasi yang mencukupi, namun kekuatan Islam sendiri akan diuji dalam persoalan praktis dalam mengembangkan kehidupan yang demokratis.

Hampir tak seorang cendekiawan dewasa ini menolak ide demokrasi. Setiap sistem pemerintahan di suatu negara berusaha merujuk pada gagasan demokrasi, yang sekaligus terobsesi pada kehidupan demokratis di negara maju yang sudah berkembang pesat. Demikian pula halnya dengan bangsa kita. Di tengah-terngah issue Reformasi Total, membangun sebuah sistem pemerintahan demokratis menjadi tuntutan dan acuan utama. Gagasan civil society yang lebih dikenal dengan istilah masyarakat madani merupakan diskursus besar dalam menggulirkan wacana untuk mewujudkan kehidupan demokratis di negara kita. Tentu pemikiran ini tak lepas dari penelaahan secara objektif terhadap sisi sisi khas sosial budaya dan historis dari masyarakat kita. Artinya, proses demokratisasi ini sendiri sangat erat hubungannya dengan pertanyaan terhadap pandangan masyarakat kita dalam memahami nilai-nilai demokrasi yang ada. Dan nilai-nilai ini sendiri merupakan faktor penting dalam gerakan implementasian dalam mencapai kehidupan demokratis secara langsung. Sebab sekali lagi, ide demokrasi merupakan paradigma berfikir yang hanya memiliki kekuatan makna dalam nilai prakteknya, dan bukan merupakan sebagai teori belaka.

Lalu bagaimanakah proses demokratisasi di Indonesia ? Sebuah jawaban tentu bergelut dengan macam ragamnya persoalan. Demikian pula, masalah demokratisasi di Indonesia tak lepas dari persoalan berbagai kelompok dengan berbagai kepentingan yang ada dalam menggagas wujud nyata wajah Indonesia mendatang. Ini tentu tak lepas dari keikutsertaan kekuatan dari status quo dengan pro reformasi, kekuatan Umat Islam dengan Umat Islam lainnya, Umat Islam dengan pemeluk agama lain, baik antara berbagai strategi dalam menyusun sebuah sistem baru, atau perbedaaan visi dalam membangun tatanan itu sendiri, sampai menyangkut masalah-masalah konkret mewujudkan berbagai aspirasi yang berkembang di masyarakat dll.

Namun sebuah awal sikap optimis- dengan nilai demokrasi dalam prinsip Islam-sebagai acuan dari kemayoritasan Umat Islam di Indonesia yang diharapkan sepertinya belum menjawab kenyataan yang ada. Sikap ini memang sering terganjal oleh berbagai peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini, yang lebih banyak diakibatkan dari pada konspirasi elite politik. Berbagai kepentingan sepertinya beradu dalam keheningan namun menimbulkan dampak nyata dalam kerusuhan, kejahatan, kerusakan, penembakan dll. Sehingga seringkali, muncul satu pihak menyalahkan pihak lainnya. Ada kalanya opini masyarakat mengatakan pihak muslim mendukung pemerintahan Habibie dan nonmuslim menentangnya. Dan kadang-kadang berkembang issue resesi kepercayaan rakyat terhadap pemerintah sebagai pembela status quo dan sebaliknya rakyat dengan pemimpin nonformalnya semacam pencetus deklarasi Ciganjur sebagai simbol reformasi sebenarnya. Dan tak jarang issue antar ras dan agama mewarnai pula berbagai perilaku masyarakat akibat konflik elite yang ada. Tentu disini muncul dua gambaran yang menguat dari semua perseteruan diatas yakni adanya dikotomi antara kekuatan Umat Islam dengan nonIslam dan juga semakin menyeret berkembangnya opini yang mendistorsi wajah Islam. Lebih-lebih setelah terjadi adanya peristiwa Ketapang yang kemudian berlanjut dalam kejadian Kupang. Seakan akan hipotesa terjadinya pergumulan kekuatan Islam dengan nonIslam menjadi sebuah kebenaran tersendiri. Bagaimana menyikapi masalah ini menjadi sebuah pertanyaan mendasar dalam memandang masa depan proses demokratisasi di Indonesia. Jika masalah ini tidak disikapi hati-hati, maka ada kemungkinan besar akan semakin memperuncing rasa curiga antara pihak satu dengan pihak lainnya. Baik itu kelompok nonIslam yang semakin memperlihatkan sikapnya Islamphobia ataupun kelompok Islam yang bisa menumbuhkan kristalisasi perasaan" kemayoritasannya" yang semakin menguat, mengingat proses marginalisasi selama Orde Baru sangat tidak menguntungkannya. Kalau hal ini terus berkembang, maka tak pelak lagi peroses demokratisasi di Indonesia tidak akan menuai harapan. Untuk itu, sebuah sikap jernih masyarakat dalam memahami permasalahan sangat diperlukan untuk membedakan berbagai instrumentalia yang bergentayangan, baik itu yang menggunakan symbol-symbol keagamaan ataupun orasi klise dari seorang tokoh sekalipun. Hal ini sangat urgen dalam menemukan aspirasi sebenarnya masyarakat dan sekaligus supaya lolos dari upaya kelompok-kelompok yang sering menggunakan kepentingannya dengan symbol-symbol primordial.

Disamping itu, upaya menahan diri dari sebuah pemaksaan kepentingannya tanpa upaya dialogis hanya akan menimbulkan kesengsaraan di masyarakat. Dan tak lepas dari itu semua, kebijakan Pemerintah dalam menampung semua lapisan masyarakat dan sekaligus berbagai perbedaan antar kepentingan kelompok menjadi agenda penting dalam mencari konsensus bersama meredam konflik-konflik yang berkepanjangan, tentu disamping menggolkan agenda Reformasi. Tanpa hal itu, maka demokrasi tak akan terlaksana. Sebab demokrasi dimanapun tidak dapat tumbuh tanpa ada persyaratan-persyaratan.

Tentu kita harus sadar pula, kesadaran masyarakat kita yang selama ini tidak dibangun dalam pola pikir dan kultur yang demokratis bahkan sebenarnya yang berkembang adalah alam sakwasangka, merupakan unsur-unsur yan memiliki potensi konflik yang tinggi dalam mendukung terpecahnya masyarakat kita. Dalam keadaan ini, usaha menempatkan konflik dalam batas-batas tertentu untuk mencapai sebuah kompromi, konsensus atau kesepakatan lain dimana semua sisi diterima dan dihargai secara legitimate sangat penting. Disini semua unsur harus mendapat perhatian yang proporsional ketika persamaan akan diterjemahkan maknanya. Perlu adanya kepercayaan dalam orang kebanyakan dan mencari jaminan semua warga negara tersebut bahwa mereka akan memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai cita-cita mereka. Perlunya menyadari bahwasanya demokrasi bukanlah jalan tanpa rambu-rambu lalu lintas, dan sebaliknya yang muncul chaos semata , bila tiap kelompok memaksakan kepentingannya. Bahkan jika hal ini berlanjut, akan memunculkan kekuatan-kekuatan otoriter untuk mengambil alih kekuasaan. Tentu kita tidak menginginkan akan menuai badai untuk kedua kalinya. Umat Islam sebagai kekuatan mayoritas bisa bijaksana mengaca dirinya dalam kesatuan yang utuh terlebih dalam memahami kepentingan kelompok minoritas pula. Sebab nilai demokrasi sangat penting untuk meibatkan pemerintahan mayoritas dalam mengayomi minoritas dan sekaligus kepatuhan minoritas dalam mendapatkan hak-haknya. Tentu segala acuan yang pernah ada semasa zaman Nabi diatas semua sebagai nilai Islam yang luhur tidak ternodai oleh Umatnya dikemudian hari. Akhirul kalam, kita sudah semestinya selalu menyadari, demokrasi adalah instrumen mewujudkan keadilan sosial, sehingga hakikat demokrasi bukan ‘menyeragamkan pendapat’ melainkan ‘menghargai perbedaan’. Karena keadilan sendiri, kata Muthahhari meniscayakan adanya ‘ perbedaan‘ (Republika, 10.12.98). Wallahua’lam Bisshawab.***

Penulis adalah anggota API Indonesia, berdomisili di Berlin.



Jangan Lupa Komentar Ya ...

Baca Lebih Lengkap Disini......