Wednesday 22 October 2008

Pedang Naga Puspa


Dipenghujung bulan November 2005, aku ingat betul malam itu, diriku baru saja menerima tamu yang datang kerumahku. Seperti biasanya, sebelum tidur diriku selalu menyaksikan berita-berita di televise yang ditayangkan dimalam hari.

Tak terasa hari semakin larut dan kedua mataku pun mulai terasa mengantuk. Segera kumatikan televise dan bergegas menuju ke kamar. Tiba-tiba, mataku melihat kelebatan bayangan yang tampak mengalir seperti air atau bisa dikatakan juga seperti ular yang melata.


Indera keenamku pun menangkap adanya kekkuatan gaib yang besar sedang berusaha mewujud dihadapaku.

Siapakah ini? Sebuah tanya yang melintas dibenakku.

Apakah mereka berniat baik atau sebaliknya?

Pikiranku akhirnya dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan tersebut. Anehnya, diriku sama sekali tidak menangkap adanya sinyal-sinyal kejahatan melalui indera keenamku. Lantas siapakah mereka, dan apa maksud kedatangan mereka? Untuk sekian kalinya diriku kembali harus bertanya-tanya pada diriku sendiri.

Karena dirikku sangat hafal akan ciri ghaib-ghaib pendampingku jika mereka hadir dihadapanku. Tak lama kemudian, dihadapanku hadir dua sosok naga yang sangat besar, mereka mengaku sebagai sepasang suami isteri dan bernama Ki Ageng Puspa dan Nyi Ageng Puspa.

Setelah saling beruluk salam, maka diriku segera bertanya pada kedua sosok ghaib yang dulu hanya kuketahui dari tayangan televisi.

Ki Ageng Puspa dan Nyi Ageng Puspa, apa maksud kedatangan kalian menemui diriku? Tanyaku.

Kami mohon maaf, jika telah membuat tuan terkejut bukan tanpa alas an yang jelas, jawab Ki Ageng Puspa.

Tolong jangan berbelit-belit?! Ujar diriku yang semakin penasaran.

Kamu berdua hanya ingin mengabdi kepada Tuan! Jawab Ki Ageng Puspa.

Mengabdi padaku, mengapa? Dirikupun bertanya kembali pada dua sosok gaib itu.


Kami ada sepasang senjata tuan, Pedang Naga Puspa. Dan kami butuh seseorang yang pantas agar kami berdua tidak dikuasai oleh orang yang dzholim. Jawab Nyi Ageng Puspa.

Menurut Nyi Ageng Puspa, selama ini telah banyak orang-orang yang mencoba untuk menarik sepasang pedang Naga Puspa yang tiada lain adalah mereka sendiri. Namun sayangnya, dari orang-orang yang selama ini memburu Pedang Naga Puspa rata-rata hanya untuk memenuhi nafsu duniawi belaka.

Yang membuatku tak habis pikir mengapa sepasang Naga Puspa ini memilih diriku yang jelas keturunan dari Sriwijaya bukan Majapahit atau kerajaan lainnya di tanah Jawa.

Ki Ageng dan Nyi Ageng Puspa, mengapa memilih dirku? Tanyaku pada mereka.

Karena ilmu kanuragan tuan yang menyatu dengan alam,jawab Ki Ageng Puspa.

Maksudnya? Diriku kembali bertanya.

Ilmu kesaktian tuan merupakan kesimbangan setiap unsur alam yang terdiri dari tanah, air, tumbuhan, angin dan lain sebagainya,Ki Ageng Puspa menjelaskannya.

Benarkah ucapan Naga Puspa tersebut? Sungguh, diriku jadi kebingungan.

Pasalnya, selama ini diriku mewarisi keilmuan dari leluhurku hanya sebatas untuk melestarikan warisan budaya, agar tidak hilang termakan zaman yang serba modern seperti sekarang ini. Apalagi diriku bukanlah seorang pendekar ataupun jawara yang gemar berolah kanuragan.

Setelah berkali-kali sepasang Naga Puspa tersebut berusaha meyakinkan diriku, pada akhikrnya diriku meluruskan permintaan mereka untuk ikut diriku dengan sebuah kesepakatan.

Jangan meminta yang macam-macam denganku. Terlebih jika hal itu menjurus kepada kemusyrikan.

Akhirnya semua itu berlalu, maka wujud sepasang naga tersebut berubah menjadi sepasang pedang dengan ukiran naga. Sungguh sebuah senjata yang indah dipandang. Namun anehnya, saat kugenggam kedua pedang ghaib tersebut, sekujur tubuhku terasa bergetar hebat.

Aku sulit untuk mengendalikan diri dan juga emosiku yang terus membara. Segera kurapal ilmuku untuk meredam getaran-getaran ghaib dari pedang Naga Puspa tersebut. Alhasil, diriku mampu mengendalikan diri dan emosiku. Hanya saja, kini sepasang Naga Puspa itu berteriak-teriak karena kepanasan.

Hentikan, atau mereka terbakar..! Tiba-tiba diriku mendengar teriakan yang tiba-tiba saja muncul.

Kontan diriku melepaskan semuanya, termasuk pedang ghaib yang berada digenggamanku. Karena suara itu adalah milik leluhurku.

Hai Naga Puspa! Jika kalian ingin ikut cucuku, mengapa tak kalian ajarkan jurus Naga Puspa agar cucuku bisa mengendalikan kalian tanpa menyakiti kalian? Ucap leluhurku dengan nada keras.

Beribu-ribu ampun, tuan raja. Bukannya tidak mau, tapi kami tidak bisa.” Jawab Ki Ageng Puspa.

Wujud fisik kami berupa naga, maka cucu tuan tentu tidak bisa membaca gerakan-gerakan kami. Nyi Ageng Puspa menambahkan.

Kalau itu masalahnya, Insya Allah aku bisa. Kata leluhurku itu.

Berkat bimbingan dari leluhurku yang mampu membaca gerakan dari naga tersebut, maka diriku berhasil. Setidaknya untuk saat itu menguasai dua dari tujuh jurus Naga Puspa. Diriku sungguh takjub melihat gerakan-gerakan dari jurus Naga Puspa yang lemah gemulai namun memancarkan energi yang besar.

Menurut Ki Ageng Puspa, diriku harus menguasai minimal 3 jurus untuk dapat menyelaraskan diri dengan pedang Naga Puspa. Maka dimalam berikutnya, seusai diriku melakukan aktivitas sehari-hari, diriku disibukkan dengan mempelajari jurus-jurus Naga Puspa. Itu semua kujalani hanya sekedar melestarikan warisan dari orang-orang yang terdahulu.

Apalagi, saat ini orang-orang seusiaku lebih suka budaya barat dari pada budayaannya sendiri. Tanpa terasa, dua minggu sudah terlewati sejak dirku pertama kali bertemu dengan sepasang Naga Puspa tersebut. Akan tetapi, diriku masih saja belum menguasai jurus ketiga dari jurus Naga Puspa.

Hal itu karena jurus ketiga sangatlah sulit. Selain harus melakukan gerakan jurus-jurus meliuk-liuk seperti gerakan naga. Jurus tersebut juga membutuhkan olah nafas dan pengaturan energi serta suhu di tubuh bagi yang mempelajari jurus tersebut.

Mungkin bagi orang-orang yang gemar berolah kanuragan, hal tersebut bukanlah suatu perkara yang sulit, tapi bagiku cukuplah merepotkan.

Karena pada dasarnya, walaupun katanya diriku memiliki ilmu kanuragan dan ilmu-ilmu kesaktian lainnya, akan tetapi ilmu-ilmu tersebut kudapatkan secara spontan karena diwariskan oleh para ghaib leluhurku.

Dengan penuh kesabaran, salah satu gaib leluhurku terus membimbingku dalam mempelajari jurus-jurus Naga Puspa. Terlebih sosok gaib leluhurku itu melihat ketertarikanku akan jurus naga yang memiliki keunikan tersendiri dimataku.

Pada suatu ketika, diriku baru saja menunaikan shalat Isya’. Entah mengapa terasa amat berat. Mungkin saja karena tadi siang diriku teramat sibuk hingga kelelahan,pikirku dalam hati.

Tanpa menunggu lama langsung kurebahkan diriku dikursi panjang diruang tamu dan kedua matakupun langsung terpejam. Anehnya, baru beberapa saat diriku terlelap, tiba-tiba diriku terjaga karena merasakan adanya sesosok makhluk yang terus memperhatikanku.

Awalnya kupikir adalah sepasang Naga Puspa itu, namun dugaanku tersebut langsung menjadi mentah, tatkal kulihat sepasang pedang Naga Puspa tertancap (secara ghaib) dilantai rumahku. Lalu siapakah itu?

Sosok misterius tersebut berperawakan tinggi besar dan mengenakan busana khas ksatria jaman dulu. Sosok tersebut berdiri tegak didepan rumahku dan dibelakangnya tampak puluhan prajurit yang terlihat bersiap untuk berperang.

Diriku tersentak kaget melihat fenomena ghaib. “Apa maksud dan tujuan mereka, apalagi diriku sama sekali tidak mengenal mereka?” gumam diriku.

“Assalammu’alaikum.” Dirikupun berucap salam pada tamu gaib misteris tersebut.

Sosok gaib dan para prajurit itu hanya berdiam diri sambil menatap tajam pada diriku.

“Berarti mereka bukan muslim,” ucapku dalam hati.

Didera rasa penasaran yang teramat sangat, diriku segera melontarkan pertanyaan.

“Maaf, saya merasa tidak pernah mengenal kalian. Apa maksud kedatangan kalian?” Tanyaku.

“Kembalikan senjataku!” Jawab sosok gaib yang dapat kupastikan sebagai pemimpin pasukan kecil tersebut dengan nada marah.

“Senjata! Senjata apa?” Tanya diriku.

“Aku tidak pernah mencuri senjata kalian. Lagi pula alangkah baiknya jika bertandang ke tempat orang memperkenalkan diri terlebih dahulu. Apalagi kalian tampak seperti prajurit yang harusnya tahu sopan santun!” Ucapku dengan tegas karena kesabaranku mulai menipis.

Akhirnya, sosok gaib tersebut mengaku bernama Kamandaka, dia datang bersama prajuritnya untuk merebut kembali sepasang Pedang Naga Puspa dari diriku. Karena dirinya mengira, aku telah mengambil tanpa izin sepasang senjata andalannya itu.

Dituduh sebagai pencuri , kontan membuat darah mudaku mendidih. Mengetahui tabir gaib diriku mulai terbuka, para prajurit gaib tersebut lansung menyerangku. Untunglah, diriku dalam posisi benar. Jadi Allah SWT senantiasa melindungiku.

Setiap gerakan prajurit yang dibawa sesosok gaib yang mengaku bernama Kamandaka itu tak satupun yang mengenai dirku. Dan malah sebaliknya, serangan-serangan balik yang kulancarkan cukup untuk membuat mereka berjatuhan.

Melihat para prajuritnya tak berdaya, Kamandaka segera menyerang diriku dengan ilmu-ilmu kanuragan yang dahsyat. Benturan-benturan ilmu kanuragan pun terjadi. Tanpa ingin berlama-lama, segera kugunakan sebuah Cakra Emas pemberian leluhurku untuk melumpuhkan sosok gaib tersebut.

Kamandaka terlihat sibuk sendiri menangkis serangan sebuah cakra emas milikku itu yang terus mengincar dirinya bak sebuah peluruh kendali. Hingga akhirnya, karena kewalahan Kamandaka tak mampu menghalau serangan cakra emas milikku itu. Dirinya pun terjatuh dan kesakitan.

Sambil menahan rasa sakitnya, Kamandaka menatapku sambil kebingungan. Maka dirinya pun bertanya; “Seharusnya seranganmu dapat lebih mencelakai diriku. Mengapa kau tahan seranganmu itu?”

“Intinya, diriku tidak ingin bermusuhan denganmu.” Jawabku pelan.

Tiba-tiba hadirlah sosok gaib leluhurku. “Jodohmu dengan pedang Naga Puspa telah berlalu sejak ratusan tahun silam. Dan cucuku tidak mencuri pedang Naga Puspa, tapi Ki Ageng Puspa dan Nyi Ageng Puspa lah yang minta ikut dengan cucuku. “ Ucap leluhurku dengan nada penuh wibawa.

“Beribu-ribu ampun, hamba terlalu lama bertapa hingga tidak mengetahui apa yang telah menjadi takdir Sang Hyang Widi.” Ucap Kamandaka yang terlihat menyesal.

“Kembalilah ke asalmu. Sembukanlah luka-lukamu. Maafkan jika cucuku telah menyakiti dirimu.” Ujar leluhurku.

“Ampun tuan, seharusnya hamba yang meminta maaf pada cucu tuan. Hamba tidak tahu kalau tuan ini adalah cucu tuan, raja dari Swarnadwipa.” Ucap Kamandaka.

Akhirnya, Kamandaka mengikhlaskan sepasang Pedang Naga Puspa yang dahulu menjadi kebanggaannya di medan pertempuran. Malah sebelum berpamitan, Kamandaka menawarkan diri jika diriku memerlukan bantuan darinya. Hal tersebut tentu saja kusambut dengan gembira.

Akan tetapi yang paling membuatku bahagia adalah kesalahaahaman tersebut telah berlalu. Sungguh sebuah fenomena gaib yang sungguh sulit kupercaya, walaupun jelas-jelas diriku tidak sedang bermimpi.

Fenomena dunia gaib sangat sulit dijangkau oleh akal dan logika, karena itu merupakan salah satu misteri Ilahi. Sebagai makhluk ciptaanNya, kita wajib berkeyakinan bahwa alam gaib beserta makhluk-makhluk Nya itu memang benar adanya
Jangan Lupa Komentar Ya ...

Baca Lebih Lengkap Disini......

Monday 20 October 2008

Misteri Trowulan 1, Senopati Stories



kejadiannya tahun 2001 Didaerah mojokerto - trowulan disana memang terkenal wingit ( angker ) sehingga hampir setiap sudut pasti merinding, ini ceritanya di Pendopo Agung Trowulan ( Disana kayak pendopo dan dibelakangnya ada petilasan Gajah Mada, sama kuburan kuburan gitu )

nah kejadiaan waktu ak masih jadi ikutan pramuka nih, waktu itu kami senior orang berlima dan sudah diwanti wanti sama pembinanya untuk menjaga anak-anak yang lain ( maklum waktu itu ak udah SMA ), pas hari itu malam jumat kliwon, kondisinya hujan gerimis, sedikit gambaran jika kita memasuki lokasi pendopo agung kita bakalan disambut 2 buat pohon beringin besar, tapi disebelah kiri ada satu lagi beringin masih kecil,

ok dilanjut... malam itu hujan gerimis sehingga kami mengungsikan semua anak-anak SMP untuk berteduh didalam pendopo, kami berlima bertugas dilapangan untuk menjaga barang barang mereka, saat semua siswa udah masuk pendopo ak melihat ada wanita yang berteduh dibawah pohon beringin kecil, dia sambil mengayunkan bayi disampingnya ( bodohnya saya waktu itu tidak pake logika koq bisa mengayunkan bayinya yaaaa)

nah maksud hati saya bersama teman mendekati wanita itu untuk menawari tempat berteduh dan minuman hangat, dari jarak 30 meter perasaan udah merinding tapi karena niat baik kenapa tidak? jarak 20 meter mulai kelihatan jelas wanita itu beserta anaknya, jarak 10 meter kami udah tidak bisa berkata apa apa

wanita itu memakai baju putih walaupun di kegelapan tetapi warnanya bisa menyala gitu, wajahnya pucat putih tersenyum ( lebih cocok nyengir, pokoknya ndak bisa ditulisin ngeri banget) rambutnya terurai kedepan sebagian dan anak yang diayun ternyata POCONG....

tanpa ada yang mengajak kami langsung balik kanan berusaha jalan dengan tenang walaupun hati ini gak karuan, jarak 30 meter kami lihat ibu itu ternyata udah ndak ada, dan dilangit terdengar tawanya yang wuuuiiiihhh seereeeeeem..... KUNTILANAK BANGET,

bayangin 10 meter bro bisa liat dengan jelas mukanya, wah bener - bener ndak bisa tidur, ndak bisa makan waktu itu, belum selesai disitu ternyata banyak kucing yang berkeliaran disekitar tenda, karena sibuk mngusir kucing kami sempat lupa tentang kejadian barusan , walaupun janggal juga jam 1 malam banyak kucing disekitar tenda

dan

tahu apa yang terjadi bila kita menyorot wajah kucing tersebut dengan senter, wajahnya nyengir bro... nyengir kayak kita manusia dan wajah tu berubah, waaaaaaa............ saat itu bener bener cobaan paling berat bagi kami,

akhirnya kucing tersebut berhasil diusir saat ada adzan subuh, gila men perjuangan 4 jam melawan kucing jadi - jadian, atau hantu jadi kucing, ndak tau deh itu apa???



Jangan Lupa Komentar Ya ...

Baca Lebih Lengkap Disini......

Monday 13 October 2008

Kerja Di Kamar Mayat

TIGA lelaki setengah baya sedang asyik ngobrol tentang profesinya.

Orang 1 : Hari ini kerjaku sangat menyenangkan, banyak sekali wanita-wanita cantik yang datang ke toko saya untuk berbelanja .

Orang 2 : Saya juga mengalami hal yang luar biasa, yang datang ke tempat kerja saya rata-rata selebritis kelas atas.

Orang 1 : Wah, hebat ya.

Orang 3 : Ah, apanya yang hebat? Tempat kerja saya malah banyak orang telanjang.

Orang 1 : Lho kenapa bisa begitu?

Orang 3 : Karena saya kerja di kamar mayat!



Jangan Lupa Komentar Ya ...

Baca Lebih Lengkap Disini......

The Beatles Fish








Jangan Lupa Komentar Ya ...

Baca Lebih Lengkap Disini......

Melepas Strees

melepas stressss.........
Seorang manager di sebuah perusahaan melihat ada seorang pegawai baru. Lalu dia menyuruh pegawai baru itu untuk datang ke ruangannya.

"Siapa namamu?" adalah pertanyaan pertama yang diajukan manager pada pegawai baru itu. "John," jawab si pegawai.

Manager tampak marah, "Dengar...aku nggak tahu tempatmu seperti apa dulu kamu bekerja, tapi aku tidak memanggil karyawanku dengan nama depan mereka. Itu melanggar etika dan akan menjatuhkan martabat. Aku hanya akan memanggil pegawaiku dengan nama keluarganya seperti ... Smith, Jones, Baker... Mengerti, ya? Parakaryawan di sini memanggilku Mr. Robertson.

Nah, karena sekarang masalahnya sudah jelas, katakan siapa nama keluargamu?"

Pegawai itu dengan mengeluh menjawab, "Darling. Nama lengkap saya adalah John Darling."

"Saya setuju, saya panggil kamu John saja........"



Ajal Yang Tertunda

Seorang penjelajah di pedalaman Amazon tiba-tiba saja dikepung sekelompok primitif yang haus darah. "Oo... Tuhan matilah aku," gumamnya.

Tiba-tiba dari langit di atasnya ada kilatan cahaya dan terdengar suara menggema:

"Tidak anakku..., ajalmu belum tiba. Ambillah batu di dekat kakimu itu dan pukul kepala pemimpin mereka yang tepat berdiri di depanmu."

Si penjelajah itu pun mengambil batu dan menyerang pemimpin gerombol itu, dan memukulkan batu itu ke kepala si pemimpin sekuat tenaga hingga ia mati seketika.

Dia berdiri di atas mayat si pemimpin. Seketika 100 orang primitif itu mengepungnya dengan muka sangat marah karena melihat pemimpinnya terbunuh.

Kilatan dari langit itu muncul lagi dengan suara menggema: "Nah, sekarang... baru ajalmu tiba anakku...."



Masih Bayar

Anak : Ayah berapa sih biaya kalau mau menikah?

Ayah : Sambil memperhatikan wajah anak laki-lakinya yang polos itu. Entahlah nak, karena sampai sekarang Ayah masih bayar terus kepada ibumu.



Kejutan

Seorang Presiden berkata kepada tukang sapu di istana, "Coba buat sebuah kejutan padaku, dan kemudian buat pula permintaan maaf atas kejutan itu yang jauh lebih mengejutkan lagi".

Begitulah, beberapa hari kemudian Sang Presiden sedang berdiri di jendela Istana, memandang keindahan taman di bawahnya. Dengan berjingkat-jingkat si tukang sapu mendekat lalu mencubit pantat Sang Presiden.

"Hei, gila, apa-apaan ini !" teriak Presiden dengan sangat terkejut.

"Oh, maaf, Bapak Presiden," sahut si tukang sapu. "Tadinya saya sangka Bapak adalah Ibu Negara .... "



Berbisa

Dua ekor ular sedang menelusuri sawah mencari mangsa. Tiba- tiba ular pertama bertanya, "Kita ini jenis ular yang berbisa nggak sih?"

"Entahlah, aku tak tahu. Emangnya kenapa?"

"Barusan aku tak sengaja menggigit bibirku ...."



Tiga Kemungkinan

Malam menjelang ujian, seorang mahasiswa melempar undi dengan koin. "Kalau muncul gambar, saya akan tidur; kalau angka, saya akan nonton teve.

Kalau koin ini bisa berdiri, saya akan belajar."



Filsuf Sakti

Tiga orang filsuf bermaksud untuk bersemedi di tepi sebuah danau. "Waduh, aku lupa membawa alas duduk," kata filsuf pertama.
Ia lalu pamit, melangkahkan kakinya di atas air danau, dan menyeberanginya menuju ke tempat tinggal mereka di seberang
danau.

Ketika ia sudah kembali, filsuf ke dua berkata,"Aku lupa menjemur bajuku. Aku pergi dulu ya." Ia berjalan di atas air danau dan menyeberanginya dengan mudah.

Filsuf ke tiga berpikir bahwa kedua rekannya itu pasti ingin unjuk kebolehan di hadapannya. "Ah, aku juga bisa. Lihat saja," katanya.
Ia lalu melangkahkan kakinya ke atas air danau dan langsung tenggelam.
Filsuf ke tiga ini berusaha berenang ke tepi, mencoba lagi berjalan di atas air lagi dan gagal.

Ia terus mencoba sampai akhirnya filsuf ke dua berkata kepada filsuf Pertama, "Sebaiknya kita beritahukan saja letak batu-batunya. "



Kendaraan Di Surga

Tiga pria meninggal dan masuk surga.

Surga mempunyai peraturan bahwa setiap orang baik jahat maupun orang baik akan mendapat kendaraan yang pantas dengan perbuatannya.

Lelaki pertama tiba dan malaikat bertanya, "Berapa tahun kamu menikah?"
Jawab lelaki pertama, "20 tahun" "Berapa kali kamu mengkhianati istrimu?" Jawab lelaki pertama, "5 kali"
"Baiklah," jawab sang malaikat, "Kamu boleh masuk tapi hanya mendapat Kijang"

Lelaki pertamapun berlalu dengan Kijangnya.

Berikutnya adalah lelaki kedua. "Berapa tahun kamu menikah?"
Jawab lelaki kedua, "30 tahun" "Berapa kali kamu mengkhianati istrimu?" "2 kali"
"Lumayan... Kamu pantas mendapatkan BMW"

Tibalah kini lelaki ketiga dan malaikatpun mengajukan pertanyaan yang sama yang di jawab si lelaki ketiga, "50 tahun"
"Berapa kali kamu mengkhianati istrimu?" "Tidak pernah" "Luar biasa!
Ini kunci untuk Ferrari"

Suatu hari, tatkala lelaki pertama dan kedua tadi tengah mengendarai mobilnya, mereka melihat lelaki ketiga duduk di tepi jalan sambil menangis.

Mereka menghampirinya dan bertanya "Ngapain kamu nangis? ga' puas sama Ferrari ?"

Jawab lelaki ketiga sambil mengusap air matanya, "Tadi aku berpapasan dengan istriku yang sedang naik sepeda"




Tanpa Kata-kata

Kira-kira satu - dua abad yang lalu, Paus memutuskan bahwa seluruh Yahudi harus meninggalkan Roma, yang tentu saja kemudian menimbulkan keresahan dan penolakan dari bangsa Yahudi tersebut.

Kemudian Paus menawarkan untuk mengadakan debat religius dengan seorang anggota komunitas Yahudi, yang mana jika orang Yahudi pilihan tersebut menang, maka bangsa Yahudi boleh tetap tinggal di Roma. Sebaliknya, jika Paus yang menang, maka bangsa Yahudi harus segera meninggalkan Roma.

Bangsa Yahudi sadar, bahwa mereka tidak punya pilihan lain. Lalu mereka kemudian memilih seorang pemuda yang bernama Moishe sebagai calon dari pihak Yahudi. Moishe kemudian mengajukan syarat, dimana, agar lebih menarik, debat dilakukan tanpa berkata-kata.

Paus kemudian menyetujui persyaratan tersebut, lalu pertandingan pun dimulai.

Pada saat debat dimulai, Moishe dan Paus duduk saling berhadapan.
Setelah kira-kira berjalan satu menit, Paus kemudian mengangkat tangannya dan menunjukkan tiga jari.
Moishe memandang sebentar kepada Paus lalu kemudian menunjukkan satu jarinya.

Paus kemudian membentuk lingkaran dengan jarinya di atas kepalanya. Moishe membalas dengan menunjuk ke tanah. Paus lalu mengeluarkan sebuah wafer dan segelas anggur. Dimana kemudian Moishe membalas dengan mengeluarkan sebutir apel.

Paus kemudian berdiri dan berkata ,"Saya menyerah kalah. Orang ini terlalu tangguh. Bangsa Yahudi boleh tinggal." Satu jam
kemudian, Kardinal sibuk menanyai Paus atas apa yang telah terjadi.

Paus menjawab, "Pertama, aku mengangkat tiga jari ku sebagai lambang trinitas. Dia merespon dengan mengangkat satu jarinya untuk mengingatkanku bahwa tetap hanya ada satu Tuhan untuk kedua agama kami.
Kemudian aku membentuk lingkaran disekelilingku yang menunjukkan bahwa Tuhan ada di sekitar kita. Dia membalasnya dengan menunjuk ke tanah dan menunjukkan bahwa Tuhan juga sekarang ada bersama kita.

Aku mengeluarkan sebuah wafer dan segelas anggur menunjukkan bahwa Tuhan akan menebus dosa-dosa kita. Dia kemudian mengeluarkan sebutir apel untuk mengingatkanku akan dosa awal umat manusia. Dia memiliki jawaban atas segalanya. Apa yang dapat aku lakukan ?"

Sementara itu, bangsa Yahudi sibuk mengelilingi moishe. "Apa yang terjadi? " tanya mereka.
"Well," kata Moishe. "Pertama dia mengatakan padaku bahwa bangsa Yahudi memiliki 3 hari untuk pergi dari sini.
Aku katakan padanya bahwa tidak satu orang pun dari kita yang akan pergi.
Kemudian dia mengatakan padaku bahwa seluruh kota akan dibersihkan dari bangsa Yahudi. Kemudian aku tegaskan kepada mereka bahwa kita akan tetap tinggal disini."
"Ya, ya,.. lalu ? "tanya mereka.
"Aku tidak tahu," kata Moishe. "Dia mengeluarkan bekalnya dan aku pun mengeluarkan bekalku."




Pemadam Kebakaran

Pada suatu hari,terjadi kebakaran di sebuah sumur minyak.Perusahaan pemilik sumur minyak itu memanggil petugas pemadam kebakaran yang sudah ahli.
Lalu datanglah sekitar 15 mobil pemadam kebakaran yang elit. Ternyata panas yang dikeluarkan api itu terlalu tinggi.. sampai2
mereka tidak bisa mendekat lebih dari jarak 1 km dari sumur itu.
Pada saat semuanya merasa putus asa, datanglah sebuah mobil pemadam kebakaran yang sudah agak tua.Sambil terseok seok mobil itu melaju dan berhenti pada jarak 10 m dari sumur yang panas itu.
Lalu petugas di dalamnya berlompatan keluar dan saling menyiramkan air pada diri mereka masing2 dan berhasil menaklukkan api tersebut.

Karena senang dan merasa diselamatkan, pemilik perusahaan itu memberikan hadiah sebesar 50 juta pada tim yang berani itu.Lalu
pemilik perusahaan minyak itu bertanya : "Akan diapakan uang sebesar itu?" Ketika diberi pertanyaan itu, pimpinan regu tersebut menjawab dengan nada datar, "Pertama-tama kami ingin memperbaiki rem mobil sialan itu!".




Si Anto

Si Anto adalah anak SD kelas satu......selain juara di kelasnya, dia cukup ganteng juga lah. Dia punya satu teman sekolah namanya
Clara....si Clara cantik dan manis.

Singkat cerita, si Anto jatuh hati sama si Clara...ternyata Clara juga punya hati ama si Anto. Suatu hari, karena kagak tahan lagi si
Anto berkata kepada si Clara, "Clara, kamu tahu aku suka kepadamu.

Sayang kita masih kecil.....bila nanti kita udah dewasa, kita menikah ya...?!"

Dengan wajah yang memerah merona, si Clara menjawab "Anto, bukannya aku menolak....aku sih mau aja...Tapi dalam keluarga kami, kami hanya menikah sesama kerabat saja.
Paman menikah dengan bibi, kakek menikah dengan nenek, dan bahkan papa menikah dengan mama......
padahal kan kamu bukan kerabat aku Anto."

Mendengar jawaban si Clara, si Anto tidak masuk satu minggu karena patah hati....




Tiga Monyet

Adaseorang bapak ingin membeli seekor monyet.

Maka pergilah ia ke pasar monyet. Disana ia ketemu dengan seorang penjual monyet yang sedang menjual tiga ekor monyet.
Monyet-monyet itu terdiri dari monyet besar sedang dan kecil.

Sang bapak kemudian menawar untuk monyet yang besar.
Bapak : "Berapa harga monyet yang itu bang?", sambil menunjuk monyet yang besar.
Pedagang : "Oh itu 1 juta pak."

Bapak : "Lho kok mahal sekali ya!"
Pedagang : "Oh tentu saja, Pak. Monyet itu bisa menari"

"Oh, bagus sekali ya!", timpal sang bapak.
"Kalo yang sedangnya, berapa mas?", lanjut sang Bapak.
"Oh itu 1,5 juta pak," kata si penjual.

"Lho kok lebih mahal bang!", protes sang bapak.
"Oh iya, Pak. Selain bisa nari dia juga bisa nyanyi", kata penjual.

Bukan main kagumnya bapak tersebut. Tapi untuk menghemat biaya maka si bapak menawar untuk monyet yang kecil.

"Kalo gitu saya yang kecil saja deh," kata bapak.
"Oh kalo yang itu harganya 2 juta pak,"kata si penjual.

"Lho kok lebih mahal lagi bang? Emangnya dia bisa apa saja sih?" kata bapak itu.
"Oh kalo yang itu saya tidak tahu pak," kata penjual.

"Trus kenapa harganya paling mahal?" tanya si bapak.
Dengan tenang si penjual menjawab, "Yang saya tahu kedua monyet ini memanggil bos padanya."




Kura-kura Kecil dan Sepasang Burung

Seekor kura-kura kecil sedang memanjat pohon dengan sangat perlahan. Setelah berjam-jam akhirnya dia sampai juga di puncak pohon. Kemudian dari puncak pohon dia melompat ke udara dan melambai lambaikan kedua kaki depannya, lalu jatuh gedebug ketanah dengan keras. Lalu pingsan...

Setelah siuman dari pingsannya, dia mulai lagi memanjat pohon tadi, kemudian melompat lagi keudara dan jatuh gedebug lagi ketanah.

Begitu dilakukan kura kecil itu hingga berurang kali, sementara sepasang burung yang hinggap di dahan pohon itu terus mengawasi kura-kura kecil yang sudah sekarat kesakitan itu.

Tiba-tiba burung betina berkata kepada burung jantannya, "Mas.., saya rasa sudah waktunya kita berterus terang kepada kura-kura kecil kita kalau dia itu kita adopsi".




Mas Bambang

Atas saran dokter, Bambang disuruh opname di rumah sakit Singapore karena penyakitnya agak parah.
Sesampainya di RS, Bambang dibawa ke kamar dan dipasangin infus kiri kanan.

Beberapa jam kemudian, ada satu lagi pasien orang bule yang keliatannya sakit parah dan ditaro disebelah Bambang.
Si bule walaupun kelihatannya lemah, dia masih mencoba berkomunikasi dengan Bambang. Dia mengangkat tangannya dg susah payah dan bilang, "American...
" Bambang yg juga sedang lemah, menjawab, "Indonesian. .."

Setelah itu dua2nya pingsan karena kelelahan. Beberapa jam kemudian mereka siuman dan mencoba berkomunikasi lagi.

Si bule berkata dg lemah, "James...." dijawab dg susah payah oleh Bambang, "Bambang.... " abis itu mereka pingsan lagi.

Beberapa jam kemudian setelah siuman, mereka berdua masih mencoba melanjutkan pembicaraannya. " Texas ...." kata si bule,
dijawab Bambang, "Cilacap.... " pingsan lagi.

Tak lama kemudian mereka sadar dan lagi2 masih mencoba untuk ngobrol. Si bule yg udah ampir kehabisan napas
bilang,"Cancer. .." Dan dengan sisa2 napas yang ada Bambang nyahut, "Sagitarius. ..."



Jangan Lupa Komentar Ya ...

Baca Lebih Lengkap Disini......

Saturday 11 October 2008

SENOPATI COMMUNITY


Sorii bukannya mau sombong, bukannya narsis foto - foto ini adalah kegiatan dari Senopati Community, sebagai rasa mendekatkan diri kepada Allah SWT, pada beberapa hari yang lalu setelah lebaran kami mengadakan touring spritual, untuk mengagumi ciptaan Allah serta meyakini kebesaran Allah, dan atas perkenan Allah pula kami dapat menyelesaikan kegiatan tersebut tanpa kurang suatu apapun

berikut adalah perjalanan spiritual kami...................












Jangan Lupa Komentar Ya ...

Baca Lebih Lengkap Disini......